Penulis: Ervina Yuliyanti, ST., MT., Ir. Reynold Andika Pratama, ST., MT., Muhammad Abdul Azis
Bekasi, Januari 2025 – Masalah limbah plastik terus menjadi perhatian global, termasuk di Indonesia. Setiap tahun, negara ini menghasilkan sekitar 68 juta ton sampah, di mana 14% di antaranya merupakan sampah plastik yang sulit terurai. Dalam upaya mengatasi tantangan ini, tim dari Universitas Dian Nusantara yang terdiri atas Ervina Yuliyanti, ST., MT., Ir. Reynold Andika Pratama, ST., MT., dan Muhammad Abdul Azis, melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dengan tema “Pelatihan Pembuatan Ecobrick sebagai Solusi Pengelolaan Sampah Plastik untuk Masyarakat Ramah Lingkungan.” Kegiatan ini berlangsung di Pesantren Quantum, Bekasi, dengan melibatkan santri dan pengurus pesantren.
Analisis Situasi dan Permasalahan
Pesantren Quantum, sebagai salah satu mitra kegiatan, menghadapi tantangan besar dalam mengelola limbah plastik. Kurangnya fasilitas pengelolaan sampah dan minimnya kesadaran lingkungan menjadi kendala utama. Limbah plastik yang tidak terkelola dengan baik berpotensi mencemari tanah dan air, menambah beban lingkungan pesantren.
Meski demikian, pesantren ini memiliki potensi besar untuk menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas. Beberapa santri menunjukkan kesadaran awal terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Namun, keterbatasan pengetahuan dan keterampilan teknis menghambat implementasi solusi berkelanjutan. Dalam kondisi ini, program pelatihan Ecobrick dirancang untuk memberdayakan komunitas pesantren dan memberikan solusi praktis.
Solusi: Ecobrick Sebagai Pendekatan Inovatif
Ecobrick adalah teknik mengolah limbah plastik menjadi material padat yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti furnitur, dekorasi, atau elemen konstruksi ringan. Program ini menawarkan beberapa solusi utama:
- Edukasi Kesadaran Lingkungan – Peserta diberikan pemahaman mendalam tentang dampak negatif limbah plastik terhadap ekosistem serta manfaat Ecobrick sebagai solusi ramah lingkungan.
- Pelatihan Teknis – Melalui pendekatan berbasis praktik, peserta diajarkan cara memilah plastik, teknik pemadatan, dan penggunaan Ecobrick untuk berbagai aplikasi.
- Pendampingan dan Evaluasi – Tim PkM memberikan pendampingan intensif untuk memastikan peserta mampu mempraktikkan keterampilan yang diperoleh. Evaluasi dilakukan untuk menilai keberhasilan program dan memberikan umpan balik.
- Kolaborasi Komunitas – Pembentukan komunitas pengelolaan sampah di lingkungan pesantren bertujuan untuk memastikan keberlanjutan program.
Pelaksanaan dan Hasil
Program ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, dimulai dengan sosialisasi, pelatihan teknis, penerapan keterampilan, hingga evaluasi. Tahap sosialisasi berlangsung dengan melibatkan 34 santri dan 12 pengurus pesantren. Peserta diberikan pengenalan mengenai bahaya limbah plastik dan manfaat Ecobrick melalui presentasi interaktif.