Mohon tunggu...
Isep Suprapto
Isep Suprapto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Pendidikan

Hobi : Menulis, Membaca, Jogging, Cycling, Baca Qur'an

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Budaya Positif di Lingkungan Sekolah

30 Mei 2024   22:16 Diperbarui: 30 Mei 2024   22:32 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembuatan  keyakinan kelas | sumber foto: koleksi  pribadi

A. LATAR BELAKANG IMPLEMENTASI  BUDAYA POSITIF DI LINGKUNGAN SEKOLAH

Budaya sekolah menurut Fullan (2007) adalah keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai yang terlihat dari bagaimana sekolah menjalankan aktivitas sehari-hari. Sedangkan Deal dan Peterson (1999) mendefinisikan budaya sekolah sebagai berbagai tradisi dan kebiasaan keseharian yang dibangun dalam jangka waktu yang lama oleh guru, murid, orang tua, dan staf administrasi yang bekerjasama dalam menghadapi berbagai krisis dan pencapaian. Dari kedua pengertian tersebut kita melihat bahwa budaya sekolah merupakan nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang dibangun dalam jangka waktu lama yang tercermin pada sikap keseharian seluruh komponen sekolah. Dalam kebanyakan sekolah di Indonesia, contoh budaya sekolah yang sudah berjalan dengan baik adalah budaya senyum, salam, dan sapa. 

Tentunya, budaya sekolah tersebut masih perlu dilaksanakan mengingat perannya yang dapat membuat sekolah menjadi lingkungan yang nyaman. Jadi budaya positif di sekolah ialah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Dalam mewujudkan budaya positif ini, guru memegang peranan sentral. Guru perlu memahami posisi apa yang tepat untuk dapat mewujudkan budaya positif baik lingkup kelas maupun sekolah. 

Selain itu, pemahaman akan disiplin positif juga diperlukan karena sebagai pamong, guru diharapkan dapat menuntun murid untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, selanjutnya, Anda akan mempelajari dua konsep yaitu posisi kontrol guru dan disiplin positif yang menjadi landasan dari budaya positif.

Dalam membangun budaya positif tentu bukanlah tugas seorang guru saja tentunya semua komponen sekolah berperan penting dalam membangun budaya positif di sekolah. Semua komponen sekolah berperan dalam membangun budaya positif di sekolah

Menciptakan dan mempertahankan budaya positif di lingkungan sekolah adalah fundamental untuk terciptanya lingkungan  yang kondusif bagi warga sekolah. Budaya positif membentuk karakter yang kuat, mendorong partisipasi aktif, dan mendukung inovasi. Semua ini berkontribusi pada terciptanya lingkungan belajar yang produktif, harmonis, dan berkelanjutan Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan murid  merupakan salah satu tantangan utama bagi semua sekolah. 

Dinamika kehidupan sosial kemasyarakatan, sosio budaya, dan digitalisasi di semua bidang yang takn terelekan  maka  melahirkan masalah dan tantangan baru terkait kedisiplin positif, moral pada  murid  dan warga sekolah lainnya. Maka implementasi budaya positif di lingkungan sekolah menjadi  jawaban dan solusi yang dapat membangun hubungan harmonis dan kondusif  warga  sekolah.

Dalam Modul 1.4 Budaya Positi di Program Guru Penggerak ditegaskan bahwa filosofi pendidikan menurut KHD pembelajaran yang berpusat pada anak, pembangunan karakter serta tripusat pendidikan menjadi hal penting dalam membangun budaya positif di sekolah. Pembelajaran di sekolah harus membawa para murid memperoleh kebahagiaan bagi dirinya. Maka dengan terciptanya keyakinan kelas/sekolah, adanya penerapan segitiga restitusi  adalah dua langkah utama dalam menciptakan budaya positif di sekolah.

B. TUJUAN

1.         Menciptakan dan memelihara budaya positif di sekolah serta  menumbuhkan nilai - nilai profil pelajar  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun