Mohon tunggu...
Isep Suprapto
Isep Suprapto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Pendidikan

Hobi : Menulis, Membaca, Jogging, Cycling, Baca Qur'an

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Mager" (Malas Gerak)

19 Mei 2024   14:32 Diperbarui: 5 Juli 2024   08:43 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Koleksi pribadi  

A. Pengertian “MAGER” 

Kata "MAGER" adalah singkatan dari "Malas Gerak". Istilah ini digunakan untuk menggambarkan perasaan malas atau enggan untuk melakukan aktivitas fisik atau bergerak. Istilah ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari di kalangan anak muda dan netizen di Indonesia, terutama dalam konteks ketika seseorang merasa terlalu malas untuk melakukan sesuatu, seperti beranjak dari tempat tidur, bekerja, atau berolahraga. Contohnya, "Aku hari ini MAGER banget, nggak mau keluar rumah." Kepopuleran kata ini juga sering terlihat di media sosial dan dalam berbagai meme atau postingan yang menggambarkan situasi ketika seseorang merasa sangat malas.Selain digunakan dalam percakapan sehari-hari dan di media sosial, kata "MAGER" juga sering muncul dalam berbagai konteks budaya populer, termasuk dalam lagu, film, dan iklan. Penggunaan kata ini mencerminkan tren bahasa yang dinamis di kalangan anak muda Indonesia, di mana banyak istilah baru yang muncul dan menjadi viral dalam waktu singkat. Fenomena "MAGER" juga bisa dikaitkan dengan gaya hidup modern yang serba cepat dan seringkali menuntut banyak energi, sehingga perasaan malas atau enggan untuk bergerak menjadi hal yang umum dirasakan oleh banyak orang. Istilah ini tidak hanya menggambarkan rasa malas fisik, tetapi juga bisa merujuk pada keengganan mental atau emosional untuk melakukan sesuatu. Seiring dengan berjalannya waktu, kata "MAGER" kemungkinan besar akan tetap menjadi bagian dari kosakata informal bahasa Indonesia, mencerminkan bagaimana bahasa terus berkembang dan beradaptasi dengan budaya serta teknologi yang terus berubah.

B.Kata "MAGER" dalam berbagai aspek.

1.Aspek Sosial dan Psikologis
Penggunaan kata "MAGER" dapat mencerminkan keadaan psikologis seseorang. Rasa malas atau enggan bergerak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelelahan, stres, atau kurangnya motivasi. Dalam konteks sosial, mengakui bahwa kita sedang "MAGER" juga bisa menjadi cara untuk menjalin keakraban atau menunjukkan bahwa kita memiliki perasaan yang sama dengan orang lain.
2.Pengaruh Budaya Populer
Budaya populer sering kali mempengaruhi dan dipengaruhi oleh bahasa gaul seperti "MAGER". Misalnya, beberapa konten kreator di platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok sering menggunakan istilah ini dalam konten mereka, baik dalam bentuk vlog, meme, atau sketsa komedi. Hal ini memperkuat popularitas kata tersebut dan membuatnya semakin dikenal luas.

3.Reaksi dan Persepsi Masyarakat
Meskipun "MAGER" sering digunakan secara positif atau lucu, ada juga pandangan negatif terhadap rasa malas yang berlebihan. Beberapa orang mungkin melihat "MAGER" sebagai tanda kurangnya produktivitas atau disiplin. Namun, penting untuk diingat bahwa rasa malas adalah hal yang manusiawi dan wajar terjadi pada semua orang.

C.Fenomena Anak Sekolah “MAGER”

Anak sekolah yang suka MAGER adalah fenomena yang cukup umum dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa alasan mengapa anak sekolah mungkin merasa malas atau enggan bergerak meliputi kelelahan, kurangnya motivasi, stres, dan pengaruh lingkungan. Berikut adalah beberapa penjelasan dan solusi untuk mengatasi masalah ini.

Alasan Anak Sekolah Suka MAGER
1.Kelelahan Akademis: Jadwal sekolah yang padat, banyaknya tugas, dan kegiatan ekstrakurikuler dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental.
2.Kurangnya Motivasi: Ketika anak tidak merasa tertarik atau termotivasi oleh materi pelajaran atau kegiatan sekolah, mereka cenderung merasa malas.
3.Stres dan Tekanan: Tekanan akademis dan sosial bisa membuat anak merasa terbebani dan cenderung menghindari aktivitas yang menambah stres.
4.Pengaruh Teknologi: Penggunaan gadget dan media sosial yang berlebihan bisa membuat anak lebih suka diam di tempat dan bermain dengan perangkat mereka.
5.Kebiasaan dan Pola Hidup: Kebiasaan malas bergerak bisa terbentuk dari lingkungan rumah atau teman sebaya yang juga cenderung tidak aktif.

D.Dampak Negatif dari “MAGER” pada Anak Sekolah

1.Prestasi Akademis Menurun: Anak yang sering malas bergerak mungkin juga akan malas belajar, yang bisa berdampak pada nilai dan prestasi akademis.
2.Kesehatan Fisik Terganggu: Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas, lemah otot, dan gangguan metabolisme.
3.Keterampilan Sosial Berkurang: Anak yang suka MAGER mungkin lebih suka menyendiri dan mengurangi interaksi sosial, yang penting untuk perkembangan sosial mereka.

E.Nilai positif dari "MAGER":

Selain dampak  negatifnya, ternyata "MAGER"ada dampak positifnya yakni :
1. Istirahat dan Pemulihan
2. Refleksi Diri
3. Menghargai Waktu Santai
4. Memperbaiki Hubungan Sosial
5. Efisiensi Jangka Panjang

F.Solusi untuk Mengatasi “MAGER”  pada Anak Sekolah

1.Ciptakan Lingkungan yang Mendukung: Pastikan anak memiliki ruang belajar yang nyaman dan terorganisir, serta jadwal yang seimbang antara belajar dan istirahat.
2.Libatkan dalam Kegiatan Menarik: Ajak anak untuk terlibat dalam kegiatan yang mereka minati, seperti olahraga, seni, atau klub sekolah.
3.Motivasi dan Dukungan: Berikan dorongan dan dukungan positif. Buat tujuan belajar yang jelas dan beri penghargaan untuk pencapaian kecil.
4.Kurangi Penggunaan Gadget: Batasi waktu layar dan dorong anak untuk lebih banyak beraktivitas fisik di luar ruangan.
5.Latihan Fisik Rutin: Ajak anak untuk melakukan aktivitas fisik rutin seperti jalan pagi, bersepeda, atau bermain di taman.


Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat.
Purwakarta, 19 Mei 2024

Isep Suprapto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun