Jika perintah tersebut tidak dilaksanakan, santri akan diberi sanksi, karena santri berada di rumah, maka sanksi tersebut akan diberikan pada saat santri pulang ke pondok nanti, yang dijadwalkan pada (03/06) akan datang.
“Saya pernah tidak melaksanakannya, karena dirumah banyak godaan, kalau di pondok kami hanya dikasih kesempatan main hp satu bulan sekali, saat di rumah kami bebas, jadi godaan itulah yang susah dilawan” tutur Faza, wanita yang hobi olahraga dan bermain sepak bola ini.
Diakuinya, kegiatan yang dilakukan santri di Pondok begitu padat, selain menghapal Alquran, belajar bahasa Arab juga Tahsin. Kegiatan wajib pengajian malam jumat, dan mawaris. Di pondok juga ada ekstrakulikuler yang seru. Seperti, memasak, membuat kerajinan, juga ada olahraga joging dan senam, yang dilakukan dihari weekend sabtu, minggu.
Wanita yang akrab diberi julukan santri terganteng oleh teman-temannya karena ketomboiannya ini juga mengakui, saat berada di Bengkulu, yang ia rindukan dari pondok adalah kegiatan pengajian malam jumat, mawaris, dan olahraga joging.
“Itu adalah kegiatan yang paling saya suka, karena kalau ikut kegiatan itu kami diberi uang jajan lima ribu per orang, kalau joging karena saya suka olahraga,” cerita Faza.
Dengan berbagai pertimbangan, murojaah di rumah akan menjadi rutinitas yang cukup lama bagi santri. Semoga godaan yang dihadapi santri, dapat teratasi. Juga santri diharapkan lebih bisa mengatur waktu dan melawan godaan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H