Mohon tunggu...
isdiyono
isdiyono Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

saya hobi memelihara ikan hias lucu-lucu

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sekuri(r)tas

2 April 2023   16:33 Diperbarui: 2 April 2023   22:08 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2015, Bill Gates pernah mengatakan dalam konferensi Teknologi, Entertainment dan Design  (TED) bahwa bencana terbesar yang bisa membunuh 1o juta orang bukanlah perang, tetapi virus. Pernyataan ini pun menjadi kontroversi dan mendapatkan berbagai macam respon. Ada yang menganggap hal itu adalah mustahil, ada yang cuek dan ada yang menuduh bahwa Bill Gates sedang mempersiapkan konspirasi yang akan mendongkrak valuasi bisnisnya saja.

Namun, saat 90% orang melihat kembali peringatannya tentang pandemi saat semuanya sudah terlambat. Hanya dalam hitungan bulan, covid-19 telah menyebar di seluruh negara di dunia. Akses mobilitas diperketat, perekonomian ambruk, banyak orang stres yang ikut andil dalam penurunan imunitas tubuh manusia. Yang ada  hanyalah sikap saling menyalahkan atas apa yang telah terjadi. Lumpuhnya perekonomian ini turut serta meningkatkan angka kejahatan.

 Peralatan kesehatan pun naik gila-gilaan, terutama produk masker dan handsanitizer. Harga 1 boks masker 3 lapis dibanderol hingga empat ratus ribu. Padahal ketika normal harganya tak sampai dua puluh ribu rupiah atau naik 20 kali lipat. Dalam pikiran liar saya, jangan-jangan orang meninggal bukan karena covidnya tetapi karena stres memikirkan tak punya perdapatan, alat kesehatan terbatas dan isolasi mandiri yang wajib dijalani oleh orang yang teridentifikasi positif covid-19.

Bagi yang pernah isolasi selama 14 hari, pasti pernah merasakan bagaimana repotnya dalam memenuhi kebutuhan harian. Keluarga jelas harus menyisihkan sebagian waktu sibuknya untuk membantu. Masyarakat sendiri dibuat repot. Di saat aktivitas ekonomi dibatasi, keuangan melemah, mereka pun harus menyisihkan sedikit uang ekstra untuk iuran membantu peserta isolasi mandiri.

Lucunya, terkadang yang dibantu kondisi ekonominya lebih bagus daripada yang membantu. Pun demikian, yang membantu tak jarang malah tidak mendapatkan kesempatan dibantu karena tidak terkena covid-19. Bisa jadi pernah terkena, tetapi karena tidak memeriksakan diri atau karena imunitasnya yang tinggi maka virus tidak bisa masuk ke dalam tubuhnya.

Nah, selama masa isolasi inilah sang penyelamat datang dalam menjaga agar perekonomian tetap berjalan meskipun orangnya tidak ke mana-mana. Penyelamat itu tidak lain adalah kurir. 

Pekerjaan yang sebelumnya dipandang sebelah mata ini, pada kenyataannya adalah pihak yang paling dibutuhkan. Di saat orang lain rebahan di rumah, para kurir tetap dengan semangat melaksanakan tugasnya dengan maksimal. Halangan dan rintangan dilalui dengan semangat dan pengorbanan yang luar biasa.

Menjaga Kewarasan

Di samping menjaga perekonomian atau transaksi tetap berjalan, kurir memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kewarasan banyak orang. Terutama bagi para penghobi atau yang memiliki usaha dalam bidang hobi. Misalnya kalau saya hobi ikan hias, dia membutuhkan pakan dan obat-obatan yang sifatnya rutin. 

Ketika akses mencari perlengkapan diperketat, maka dampaknya akan terasa bagi peliharaannya. Bisa kekurangan nutrisi, mudah terserang penyakit dan kematian. Jika sudah demikian maka dampaknya akan sampai pada para penghobi itu sendiri. Karena para penghobi biasanya memiliki ikatan batin yang kuat dengan peliharaannya.

Ibarat pengaman atau sekuriti, kurir memiliki peran yang sangat strategis dalam menjaga aktivitas para penghobi dalam menyalurkan kegemarannya. Dari sekian banyak jasper (jasa pengiriman) yang pernah saya gunakan, JNE memiliki keunggulan dalam regulasi terhadap perlengkapan hobi. Pun demikian, harganya pun tidak membuat kantong kering jika dibanding dengan kompetitornya.

Asalkan sesuai dengan regulasi, pengiriman barang termasuk hewan peliharaan yang diperbolehkan bisa dikirim dengan aman dan mudah. Bahkan, ketika pengepakan belum sesuai standar pelanggan diberikan 2 opsi. 

Opsi pertama adalah mengganti pengepakan dengan bahan yang sudah ditentukan sendiri. Opsi kedua adalah penawaran dari pihak JNE yang memberikan pelayanan jasa pengepakan yang mudah dan tidak ribet. Cukup menambahkan biaya pengemasan ulang, paket bisa dikirim tanpa kita harus mengepak lagi.

Self-Actualization

Kini, pandemi covid-19 bisa dikatakan sudah hampir berakhir. Vaksin telah dilaksanakan, kebiasaan hidup sehat sudah mulai diperhatikan. Perasaan sedih setelah kehilangan orang-orang terkasih, telah menumbuhkan kepedulian terhadap sesama. Agar tidak ada lagi orang-orang terkasih yang harus berjuang melawan sakit karena tertular dari kita yang semisal ceroboh tak memakai masker saat terserang flu.

Perubahan terjadi di hampir segala lini kehidupan, termasuk dalam aktivitas perekonomian masyarakat. Artinya, ada pekerjaan-pekerjaan yang terpaksa harus ditutup karena tidak relevan lagi dengan perkembangan fasilitas komunikasi dan teknologi. Pekerjaan-pekerjaan yang semula harus mempertemukan antara penjual dan pembeli, sekarang sudah berganti. Aplikasi-aplikasi dagang pun berebut pasar baru yang melayani transaksi tanpa perlu bertatap muka secara langsung.

Hal ini juga direspon oleh platform-platform media sosial dengan memfasilitasi menu jual-beli. Cukup pencet-pencet gawai,  barang yang diinginkan akan datang diantar oleh kurir. Masifnya peralihan transaksi jual-beli ini juga tidak bisa dilepaskan dari peran para selebgram. Seperti yang dikatakan  Abraham Maslow  bahwa kebutuhan dasar manusia itu bukan sandang dan papan, tetapi kebutuhan untuk tampil atau self actualization.

Berbekal follower yang banyak, cara berkomunikasi yang baik dan tampilan video yang artistik, seorang selebgram bisa menyedot brand untuk masuk. Dampaknya, orderan pun akan mengalir dari follower-follower yang fanatik. Orang tidak lagi memikirkan kebutuhan, tetapi bagaimana bisa tampil seperti para idolanya. Semakin meningkat selebgram yang naik, maka akan semakin banyak pula orang mengenal produk yang ditawarkannya.

Hal ini secara signifikan terbukti mampu mendongkrak penjualan dari produk-produk yang menggunakan selebgram sebagai brand ambassadornya. Terdongkraknya jumlah transaksi produk, secara otomatis akan meningkatkan penggunaan jasa kurir dalam mengirimkan produk. Hal inilah yang setidaknya untuk saat ini, membuat jasa pengiriman semakin berkembang pesat.

Berdasarkan statistiknya, JNE sendiri mengalami kenaikan transaksi sebanyak 20% pada kuartal 3 tahun 2022. Bayang-bayang resesi global sepertinya tidak terlalu berpengaruh bagi JNE untuk terus berkembang. Karena secara demografi, Indonesia berada di peringkat ke-4 penduduk terpadat di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat dengan populasi sebanyak 273,52 juta jiwa per Januari 2023.

Super Kurir

Kesiapan dalam menangkap peluang transaksi ini, menjadikan kurir sebagai garda terdepan dalam menjaga harapan dari masyarakat. Pasalnya, keselamatan barang yang dikirim sampai tujuan, tergantung pada seberapa berdedikasinya kurir-kurir yang bekerja. Kurir adalah individu-individu yang tahan banting. Masih ingat kan, bagaimana seorang kurir menghadapi kejadian-kejadian tak terduga dari konsumen?

Ada yang diusir, menolak membayar karena barang tak sesuai padahal itu tanggung jawab penjual, sampai dicaci maki ibu-ibu kompleks karena pura-pura merasa tidak memesan barang. Seorang kurir dituntut untuk selalu sigap menghadapi kejadian tak terduga. 

Gawai harus selalu diaktifkan untuk merekam kejadian-kejadian agar tidak terjerumus pada hal yang bersifat melawan hukum. Kontrol emosi sudah jelas harus dimiliki dalam menentukan keputusan terhadap keselamatan barang dan kepuasan klien sekaligus. Dalam kasus lain, jalanan yang tidak selalu mulus terkadang membuat para kurir harus menombok ketika terjadi kerusakan pada kendaraannya.

Di samping kisah sedih penuh perjuangan, ada juga kisah-kisah heroik dan mengharukan dari para kurir.  Namun, itu terjadi jika kurir sedang beruntung. Terutama di pedesaan, terkadang klien memberikan apresiasi dengan mengajak makan atau sekedar ngopi seadanya. Bahkan, ada juga yang memberikan bayaran lebih untuk kurirnya. Penghargaan seperti ini, tentu saja akan membuat si kurir bertambah semangat.

Pada akhirnya, tidak ada jasa ekspedisi yang sukses dan memuaskan kecuali memiliki super-super kurir. Karena dari merekalah akan didapatkan hasil yang memuaskan atau tidak memuaskan dari pelanggan. Namun, masyarakat jelas akan memberikan apresiasi terhadap kurir. Bahwa dari perjuangan mereka, transaksi dari penjual ke konsumen bisa menjadi lancar. 

Saya kira, bukan hanya materi yang dibutuhkan para kurir untuk mengemban amanah dengan maksimal. Tetapi, senyum pelanggan yang merasa puas dengan pelayanannya adalah puncak dari kebahagiaan kurir.

#JNE32tahun #JNEBangkitBersama #jnecontentcompetition2023 #ConnectingHappiness

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun