Mohon tunggu...
Isatunnafiah
Isatunnafiah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Psikologi

UIN MALIKI MLG

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Konseling Kerja (Mengatasi Stres Kerja)

8 Desember 2019   17:41 Diperbarui: 14 April 2021   08:52 1496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
stress saat bekerja | pexels

Selain itu bisa menggunakan teori konseling behavioral, dasar teori ini yaitu memusatkan diri pada pengubahan perlaku nyata individu. Tujuannya untuk membantu klien memperbaiki pola perilaku yang salah, membuat keputusan secara mandiri, serta mencegah timbulnya berbagai masalah.

Penggunaan teori konseling ini dipilih karena lebih mudah diaplikasikan karena lebih rinci dan sistematis, hasil mudah dilihat dari perilaku nyata, diukur dan dirumuskan (Masdudi, 2011).

Kesimpulanya adalah konseling di dunia kerja difokuskan untuk upaya-upaya perusahaan membantu para karyawan mengatasi problem terkait pekerjaan sehari-hari, tidak hanya problem terkait pekerjaan saja namun problem terkait pribadi juga diperhatikan.

Konselor pada konseling kerja merupakan orang-orang dari HRD, manager, dan supervisor. Namun jika masalah atau problem pribadi yang berat akan direfer ke konselor yang lebih ahli.

Tujuan dari konseling kerja sendiri ialah meningkatkan kompetensi karyawan, yang jika kompetensinya ditingkatkan maka juga akan meningkatkan dan menjaga produktivitas kerjanya secara stabil dan optimal.

Melalui konseling kerja ini diharapkan sumber daya manusia pada perusahaan dapat terjaga dan ditingkatkan sehingga bisa bersaing dengan sumber daya manusia dari luar negeri. Dengan handalnya sumber daya manusia perusahaan mengharapkan pandangan awal terhadap globalisasi yang mereka anggap sebagai ancaman bisa berubah menjadi tantangan.

Selain itu, peran dari konselor sangat penting untuk mengembangkan dan meningkatkan kesehatan mental karyawan tersebut agar karyawan merasa nyaman dengan dirinya sendiri, punya pandangan obyektif tentang orang lain, dan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

Baca Juga: Waspada "Stress Carrier" dalam Dunia Kerja

Referensi:

  1. Hartono, &. S. (2013). Psikologi Konseling. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
  2. Komalasari, G. W. (2009). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: PT. Indeks.
  3. Masdudi. (2011). Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah. Cirebon: at-Tarbiyah Press.
  4. Prayitno. (1997). Layanan Konseling Untuk Para Pekerja. Padang: IKIP Padang.
  5. Rachel Natalya Massie, W. A. (2018). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Kantor Pengelola It Center Manado. Jurnal Administrasi Bisnis, 41-49.
  6. Suwarjo. (t.thn.). PENGEMBANGAN SDMMELALUI KONSELING DI DUNIA INDUSTRIDANTANTANGAN GLOBALISASI. 1-16.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun