Mohon tunggu...
Rini Agustina
Rini Agustina Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Rindu adalah rasa yang selalu aku titipkan pada angin dan hujan, namun tak pernah sampai-sampai sejuknya padamu... Universitas Sriwijaya, FKIP Pend. Fisika. Palembang, South Sumatra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat Pilu

23 Januari 2014   18:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:32 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Satu langkah kubawa diri kemudian berhenti

Tidakkah kau lihat wahai Tuhanku?

Kaki mungil yang lemas berjalan menelusuri jalanan hidup ini

Engkau Maha Tahu Ya Rabb

Betapa ribuan rintihan anggota tubuh telah mengeluh

Mengadu jikalau telah letih manut pada diri

Telah kuperjuangkan keinginan hati

Melengkapi segala yang kurang

Betapa tak pernah ada lebihnya dalam rongga dada

Keletihan ini Engkau tunjukkan kepada mahluk

Betapa dunia fana ini tidak ada habis bila hanya mengejar tawa

Kiranya tiada guna tak mau letih letihan memeluk mimpi ini

Seperti seorang ibu yang membesarkan anak anaknya

Laksana nelayan melawan angin

Sekiranya hidup ini tidaklah penting

Aku telah lama mundur memberikan surat kematian pada-Mu

Kunyatakan disini aku telah mati disemayam dalam duka

Batu nisan bertuliskan syair pilu pada yang hidup

Yang ditinggalkan hanya nama

Nama yang tidak pula ada dihatimu hanya nama dibatu nisan

~Rini Agustina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun