Mohon tunggu...
Isa Multazam Noor
Isa Multazam Noor Mohon Tunggu... Dokter - PsycTelston

Psikiater anak di Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Grogol Jakarta Barat Kepala Instalasi Diklat Litbang RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Grogol Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kecanduan Gawai, Pandemi Baru di Kala Covid-19

20 Maret 2021   07:12 Diperbarui: 22 Maret 2021   14:54 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 yang belum berakhir ini menciptakan masalah pandemi baru yang disebut dengan kecanduan gawai pada kelompok usia anak dan remaja. Pembatasan fisik berskala besar dan lockdown telah memaksa anak untuk tetap berada di dalam rumah. 

Penetapan pembelajaran jarak jauh seperti model kelas daring menjadi pintu masuk bagi anak untuk menggunakan gawai dalam situasi penguncian di rumah tersebut.

Model pembelajaran jarak jauh atau PJJ memberikan kesempatan untuk anak untuk lebih sering bercengkerama dengan gawainya. Perangkat teknologi digital yang serba canggih ini menjadi kian akrab bagi anak dalam pemenuhan kebutuhan bermain. 

Berada di rumah untuk waktu lama dan keterbatasan interaksi fisik secara sosial tentu menimbulkan kebosanan dan rasa bete. Keadaan ini berakibat pada pemilihan gawai seperti telepon pintar, laptop, dan komputer rumahan sebagai solusi untuk melakukan kontak dengan teman atau sanak keluarga secara dering.

Penggunaan perangkat digital di atas secara berlebihan dapat berdampak pada sebuah bentuk perilaku adiktif, yaitu kecanduan gawai. Perilaku ini tentu bukan berupa kecanduan terhadap zat, misal: rokok, alkohol, atau narkoba. 

Walaupun memiliki bentuk harfiah yang sama seperti di atas, berupa ketergantungan luar biasa terhadap sesuatu. Tetapi obyek yang menjadi target kecanduannya berbeda. 

Pada kecanduan gawai, individu sulit untuk melepaskan diri pada ketergantungan terhadap telepon pintar, laptop, komputer rumahan, dan perangkat digital canggih lainnya.

Kecanduan gawai dapat diibaratkan seperti masalah pandemi baru pada anak dan remaja, mengingat sebanyak 95% kelompok generasi Z ini telah memilih gawai sebagai perangkat aktivitas dalam mendukung kegiatan belajar dan interaksi sosial sebelum terjadinya pandemi Covid-19. 

Salah satu survei di india menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dalam intensitas penggunaan gawai dari dua sampai delapan jam per harinya. 

Gawai menjadi pilihan bagi anak dan remaja di masa pandemi Covid-19 ini karena perangkat bersifat mudah atau user-friendly dan dapat secara fleksibel digunakan kapan pun atau dimana saja. Bahakan dengan kecanggihan teknologi, perangkat elektronik ini pun menjadi multi fungsi.

Kecanduan gawai seakan menjadi pandemi baru yang terselubung di kala pandemi utama Covid-19 yang belum juga berakhir. Penelitian lain melaporkan tiga masalah baru yang akan berkembang di masa pandemi pada anak dan remaja adalah: kecanduan gawai, obesitas, dan masalah emosi tidak stabil. 

Survei terbaru menunjukkan bahwa 65% anak alami kecanduan gawai akibat lockdown dan 50% diantaranya mengaku tidak bisa lepas dari perangkat elektronik dalam waktu setengah jam sekalipun untuk kebutuhan internet. Sedangkan sebanyak 59% orangtua menyampaikan bahwa anaknya tampak alami kecanduan gawai di masa pandemi Covid-19.

Kecanduan gawai ini ternyata juga berdampak pada peningkatan angka kecanduan game online selama masa pandemi Covid-19. Pilihan model game online yang dipilih di platform digital oleh anak untuk membunuh rasa kesepian di rumah akibat lockdown adalah MOBA (Multiplayer Online Battle Arena), gqme simulasi, dan action. 

Penelitian di China bahkan menunjukkan terdapat peningkatan ketergantungan internet menjadi 23% dibandingkan sebelum kejadian pandemi yang sebanyak 3.5%.

Kecanduan gawai telah menjadi silent problem yang tentu saja mengkhawatirkan dan perlu mendapatkan perhatian untuk ditangani selain Covid-19 itu sendiri. 

Tips awal yang dapat dilakukan bagi orangtua dalam mencegah terjadinya kecanduan gawai pada anak dan remaja diantaranya: diet digital (pembatasan penggunaan waktu terkait perangkat elektronik), menghapus fitur game dari gawai anak, pengawasan saat anak melakukan aktivitas kelas dering, menciptakan aktivitas baru dalam rumah sebagai pengalihan pada kesenian, olahraga, atau kreativitas lain.

Orangtua juga perlu mengenali tanda dan gejala awal dari kecanduan gawai pada anak dan remaja, seperti: sulit untuk lepas dari penggunaan gawai, mudah tersinggung, amarah yang memuncak apabila tidak bersama gawai, menentang orangtua, tidak konsentrasi dalam belajar dan perubahan pola tidur. 

Seyogyanya, apabila solusi di atas dirasa belum efektif, maka orangtua dapat berkonsultasi ke professional kesehatan jiwa, seperti psikiater anak untuk mendapatkan bantuan yang tepat. 

Mari kita tetap menjaga diri dengan tetap patuh pada protokol kesehatan dan awareness (kesadaran) akan timbulnya kecanduan gawai di masa pandemi Covid-19.

dr Isa Multazam Noor, MSc, SpKJ (K) -- Psikiater Anak dan Remaja di RS Antam Medika Rawamangun Jakarta Timur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun