Satu hari, saya berfikir mengenai satu jenis kepemimpinan dalam Islam, yaitu khalifah. Kita tahu bahwa saat ini para netizen paling banyak melakukan pencarian melalui mesin pencari, Google. Oleh karena itu saya mencoba menilik, apakah ada netizen yang mencari sistim kekhalifahan di zaman era modern sekarang ini. Oleh karena itu, saya coba untuk mencarinya di Google Trends dengan memasukkan kata kunci "khalifah islam saat ini".
Tak terduga, ternyata ada yang masih mencari sosok khalifah Islam di era modern ini. Pencarian itu saya lakukan 6-Juni-2021 malam. Dan data menunjukkan bahwa 100% warga Indonesia yang mencari dengan kata kunci itu. Di tanggal yang sama, Saya juga penasaran melihat apa saja hasil pencarian khalifah islam saat ini di mesin pencari Google. Di halaman pertama ternyata penampakannya adalah sebagai berikut:
Ranking #1Â
Ranking pertama dikuasai oleh salah satu Surat Kabar yang berjudul, "Penjelasan Khalifah Islam di Google Buat Muslim Khawatir". Didalamnya diulas bahwa pencarian Google dengan kata kunci khalifah Islam saat ini merujuk kepada golongan Ahmadiyah. Beberapa netizen menyatakan kekhawatiran atas pencarian Google yang mengungkapkan Mirza Masroor Ahmad adalah 'Khalifah Islam Sekarang'. Di sana disebutkan bahwa khalifah Islam berhenti pada 3 Maret 1924 dengan dibubarkannya Kekhalifahan Utsmani.
Ranking #2
Ranking dua diraih oleh Blog Kompasiana michannel1351 yang dengan judul "Siapakah Khalifah Islam Saat Ini?". Disana dibahas Siapakah Khalifah Islam saat ini dan Siapa sosok Khalifah itu sekarang. Di awal diceritakan secara singkat bagaimana terbentuknya "khalifah" ISIS.Â
Dilanjutkan dengan dipaparkan argumentasi bahwa dalam Alquran QS An-Nur ayat 55 menyatakan bahwa tujuan adanya khalifah adalah untuk memberikan keamanan, kedamaian dan ketentraman kepada umat manusia bukan malah sebaliknya memberikan teror dan ketakutan.Â
Dikutip juga bahwa Khalifah Islam yang keempat, Hadhrat Ali bin Abi Thalib (ra) juga pernah bersabda, "Umiratil buldan bihubbil awthan." yang artinya Negeri akan dimakmurkan dengan kecintaan pada tanah air. Ia juga mengutip fatwa pendiri Nahdhatul Ulama, Hadhratus Syaikh Hasyim Asy'ari "Hubbul wathon minal iiman" yakni cinta tanah air adalah sebagian dari Iman. Fatwa ini --disebutkan-- harus menjadi pedoman untuk kita semua dalam rangka memperkuat Ukhuwah Wathoniyyah.
Ranking #3
Ranking ketiga diraih oleh Blog Kompasiana juga, yaitu ditulis oleh Kompasioner rahmaroshadi dengan judul, "Mencari Khalifah Islam Sekarang". Di awal blog, sang penulis menyodorkan pertanyaan, "apakah ada yang menjadi Khalifah Islam Sekarang?"
Sang penulis mengutip dari Situs Perpustakaan, Wikipedia bahwa Khalifah Islam saat ini menunjuk pada nama Hazrat Mirza Masroor Ahmad yang merupakan pemimpin internasional komunitas Muslim Ahmadiyah. Organisasi tersebut memang memiliki seorang khalifah sebagai pemimpin rohani, yang saat ini sudah berada pada kepemimpinan khalifah kelima.
Komunitas itu menjunjung tinggi slogan Love for All Hatred for None, yang mengharapkan dan mencita-citakan kehidupan damai di bumi, mengasihi sesama tanpa menyinggung SARA dan memberikan kesempatan yang sama bagi siapapun untuk beribadah sesuai keyakinan mereka.
Khalifah Islam versi Ahmadiyah menyatakan bahwa Love for All Hatred for None bukan sekadar slogan saja. Dalam jejak digital tak sedikit aksi kemanusiaan yang dilakukan Komunitas Muslim Ahmadiyah, pesan-pesan perdamaian yang disampaikan, dan anjuran untuk mencintai tanah air dan taat kepada pemerintah sebagai bagian dari keimanan. Tentu saja, hal tersebut juga dilakukan karena mencari keridhoan Allah semata.
Ranking #4
Ranking keempat dicapai oleh situs Pustaka Pribadi Isa dengan memampangkan judul "Khalifah Islam Saat Ini, Hazrat Mirza Masroor Ahmad". Di awal situs itu, membahas banyaknya orang yang mencari "khalifah Islam saat ini" dan menemukan jawaban Hazrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifah Ahmadiyah. Web itu merujuk keterangan dari khalifatulmasih.org
Situs itu menjelaskan profil khalifah Islam Ahmadiyah, bagaimana khalifah berkomunikasi dengan para Jamaahnya, dibahas sekilas tentang komunitas Ahmadiyah, Sekilas tentang konsep Kekhalifahan, alasan-alasan mengapa "harus" khalifah Ahmadiyah, beberapa bukti dan fakta bahwa khalifah itu menjadi juru perdamaian, dll.
Pertanyaan-Pertanyaan di Benak
Dalam benak saya terlintas banyak sekali pertanyaan-pertanyaan.
- Apakah khalifah itu merupakan kepemimpinan yang sudah kuno, ditinggalkan, tidak tidak sesuai dengan keinginan zaman modern ini?Â
- Apakah kekhalifahan itu merupakan sesuatu yang menampilkan sosok penguasa yang otoriter?Â
- Apakah khalifah itu harus merebut kekuasaan satu negara?Â
- Apakah setelah itu khalifah akan merubah dasar negara yang telah ia kuasai?Â
Dari ranking 1 hingga ranking 4 --saya secara pribadi-- semuanya membahas khalifah Islam Ahmadiyah baik dari pandangan eksternal Ahmadiyah maupun internal komunitas Ahmadiyah. Dan ternyata khalifah itu nyata; masih ada dan bertahan sampai saat ini di zaman modern. Khalifah ternyata tidak melulu sebagai penguasa yang otoriter. Dalam disebutkan bahwa khalifah bisa menjadi sosok yang dicintai dan mencintai pengikutnya.Â
Khalifah Ahmadiyah, menurut Pustaka Isa, ternyata mengusung kekhalifahan ruhani yang tidak memerlukan teritori atau wilayah untuk berkuasa. Ternyata khalifah spiritual jenis ini hanya memerlukan wilayah "hati" para pengikutnya. Oleh karena itu, dimanapun berada, Komunitas Ahmadiyah sampai saat ini telah diterima di 213 negara. Dan konsep kekhalifahan ini menjunjung tinggi kedamaian dan ketaatan terhadap pemerintah dimanapun para pengikutnya berada.Â
Jika ada kekhalifahan yang harus merebut kekuasaan satu negara dan berdampak kerusakan dan terorisme, ini wajib ditolak di bumi Indonesia yang damai ini. Namun jika kekhalifahan yang membawa perdamaian dan berkonsep spiritual, maka itu cocok di bumi Indonesia yang damai ini.Â
Bahkan dari satu sumber sejarah diceritakan bahwa Jemaat Ahmadiyah ternyata telah ada dari tahun 1925 di bumi Indonesia, ikut mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia dan legal secara hukum sampai saat ini.Â
Penutup
Setelah melihat keterangan-keterangan diatas, ternyata Khalifah Islam itu masih eksis sampai saat ini. Baiklah, mari kita tutup dengan sruput kopi di rumah masing-masing ya :)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H