Mohon tunggu...
Isam Firmansyah 041
Isam Firmansyah 041 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menyukai kesenian, hiburan, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepenulisan Cerpen Wayang "Bromo Writing Camp"

25 Juli 2023   13:06 Diperbarui: 25 Juli 2023   13:08 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi milik Magister Kajian Sastra dan Budaya, Universitas Airlangga

Dokumentasi Pribadi/Isam Firmansyah
Dokumentasi Pribadi/Isam Firmansyah

Ketika diskusi dengan pembimbing, saya merasa minder melihat orang-orang yang sudah jago mengenai wayang. Mereka bahkan ada yang menjadi dalang, apa daya dengan seorang mahasiswa S-1 yang tidak mengerti wayang. Pengetahuan mereka sangatlah luas. Mereka bercerita tentang wayang Punakawan dan berbagai cerita lain mengenai wayang

Namun tak apa, karena ada juga mahasiswa yang mengalami nasib yang sama dengan saya. Kaget dan terkejut, ada 4 mahasiswa internasional Universitas Airlangga yang juga mengikuti festival ini. Mereka berasal dari Yaman, Pakistan, dan Tiongkok. 

Matahari mulai tidak nampak, rembulan dan bintang mulai menyinari menggantikan matahari. Seluruh peserta dan panitia kembali ke kamp penginapan masing-masing. 

Adzan subuh telah berkumandang, mobil-mobil jip telah berjejeran di depan penginapan kami dengan supir yang juga mengikuti sarapan bersama kami dan berbincang yang begitu panjang.

Mobil mulai menyala, seluruhnya masuk ke mobil dengan jumlah 9 mobil jip bersama supir masing-masing. Saya ditempatkan di nomor ke-8 belakang bersama ke-3 teman peserta dan 1 panitia. Di perjalanan sinar matahari mulai menerangi jalan kami menuju ke kawasan Gunung Bromo. Mobil jip telah diparkirkan di lautan pasir Bromo yang begitu luas. Kami pun turun dan mulai menikmati keindahan Gunung Bromo.

Nampak seorang berawakan tinggi, berkulit putih, dan berambut pirang yang tak lain mereka adalah turis asing yang sedang berwisata di tempat tersebut. 

Derap langkah kaki mulai menuju ke tempat ibadah yang sakral oleh Warga Hindu Bromo dan sepatu kami mulai kemasukan oleh pasir sehingga beberapa dari mereka ada yang bertukar untuk memakai sandal pribadi. Pura Luhur Poten merupakan salah satu pura tempat ibadah yang ada di Bromo dengan tiga bagian bangunan yang ada di dalamnya. Beberapa langkah kami ada yang menuju ke bagian terakhir ke tempat pemujaan untuk melihat isi bangunan tersebut. Salah satu panitia mulai mengenakan slendang warna kuning dan mulai beribadah di pura tersebut.

Kuda-kuda ada yang berlarian dan melangkah di lautan pasir dengan seseorang turis di tunggangi nya dan seorang pemandu yang tak lain adalah pemilik kuda tersebut yang menawarkan jasa untuk menuju ke atas. "I am From Poland, this place is very wonderful you know" ucap Anna seorang turis yang menikmati keindahan tempat itu.

Anak tangga  menuju ke atas begitu banyak bahkan beberapa dari kami ada yang kelelahan melangkahinya, namun mata kami dimanjakan dengan pemandangan kawah belerang yang berasap. Handphone (HP) mulai dikeluarkan untuk menangkap jepretan keindahan dari atas tersebut. Tidak hanya saya saja, hampir beberapa orang juga memotret. 

Dokumentasi Pribadi/Isam Firmansyah 
Dokumentasi Pribadi/Isam Firmansyah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun