Mohon tunggu...
Isabelle Margo
Isabelle Margo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Film

Kebersamaan dalam Keberagaman, Sebuah Resensi Film "Tanda Tanya"

13 Maret 2022   17:02 Diperbarui: 24 Maret 2024   23:03 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soleh yang dipenuhi rasa sesal, seketika ia menemukan sebuah bom di dalam gereja. Ia akhirnya memilih untuk mengorbankan dirinya, dengan berlari bersama bom keluar dari gereja. Walau dipenuhi begitu banyak permasalahan dari awal, film Tanda Tanya berujung dengan akhir bahagia. Rika yang memulai kembali kisah cintanya dengan Surya, didampingi orang tuanya yang sudah berbaikan dengannya. Hendra juga menemukan kedamaiannya dengan berpindah agama, dan membuka kembali restoran yang menjual makanan halal.

Film Tanda Tanya diakhiri dengan adegan para masyarakat yang secara harmonis merayakan acara di pasar dengan nama Pasar Soleh. Sekian alur yang relatif rumit dari film Tanda Tanya. Dari cerita para karakter, kita bisa melihat banyak isu masyarakat yang diangkat film. Mulai dari perdebatan konversi agama, stigma masyarakat pada perceraian, perilaku kekerasan, diskriminasi dan rasisme,  hingga budaya patriarki. Akan tetapi, isu utama yang paling disorot pada film ini adalah Pluralisme Agama di Indonesia. 

Pluralisme agama adalah kondisi hidup bersama (koeksistensi) antar agama (dalam arti yang luas) yang berbeda-beda dalam satu komunitas, dengan tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau ajaran masing-masing agama (Anis Malik Thoha, 2005). Keragaman agama di Indonesia tidak bisa diragukan lagi, dengan 6 agama yang diakui di Indonesia. Sayangnya, keberagaman tersebut seringkali mengundang konflik di masyarakat. Tanda Tanya beberapa kali menggambarkan kekerasan agama yang sering terjadi di Indonesia di dalam adegannya. Seperti pada peristiwa penusukan pastor di awal film,  kekerasan penyerangan restoran Tan Kat Sun, umat gereja yang tak setuju pemain Yesus tidak beragama katolik, hingga pemboman gereja di akhir film.

Film ini sarat akan pesan yang kental akan keberagaman di Indonesia yang dapat diserap oleh masyarakat Indonesia secara umum. Film ini memberikan pertanyaan utama mengenai seberapa pentingkah tiap-tiap individu memiliki perbedaan di Indonesia. Perbedaan di Indonesia tentunya merupakan sebuah karakteristik yang sulit dipisahkan dengan Indonesia. Namun relevansi keberagaman tersebut dapat menjadi pisau bermata dua yang dapat menguatkan bangsa Indonesia dan melemahkan bangsa Indonesia di saat yang sama apabila dipahami secara tidak tepat. Film ini mengantarkan pesan yang disampaikan secara kuat dan tegas, bahwa keberagaman di Indonesia merupakan hal yang sangat sulit dipisahkan, namun sangatlah menguatkan bangsa Indonesia apabila ditekankan dengan unsur toleransi dalam keberagaman sehingga keberagaman tersebut dipandang sebagai sebuah instrumen kuat untuk membangun sebuah kesatuan.

Bagi saya, kelebihan utama dari film Tanda Tanya adalah sinematografinya yang impresif dan dramatis. Pengambilan gambar yang profesional dipadukan dengan pengeditan yang distingtif, membuat film ini berkesan serta menarik untuk ditonton. Saya juga cukup terkesan dengan penulisan para karakter, di mana mereka semua mendapatkan pengembangan karakternya masing-masing. Walaupun berbeda-beda, perkembangan masing-masing karakter tersebut dapat bersatu dan berkesinambungan, menjadi satu kesatuan alur cerita yang unik.

Untuk kekurangan dari film ini, ada pada kemampuan akting para aktor figuran yang tidak meyakinkan. Sangat disayangkan, karena distraksi tersebut membawa saya keluar dari situasi dan suasana serius adegan. Beberapa plot film ini juga tidak lengkap, seperti kurangnya kejelasan dari akhir kasus penusukan dan pemboman. Satu lagi kekurangan dari film ini adalah, bagaimana film ini memberikan pengalaman menonton yang melelahkan. Dengan topiknya yang berat serta sulit dicerna, saya tidak bisa menghindari rasa lejar dan penat setelah menonton Tanda Tanya.

Saya merekomendasikan film ini kepada remaja SMA hingga dewasa. Saya rasa film ini dapat memberikan aspek edukatif yang bermanfaat bagi semua kalangan. Terlebih dengan topik pluralismenya yang masih relevan hingga saat ini. Akan tetapi, dengan penggunaan kata kasar dan juga penggambaran adegan kekerasan, film ini tidak saya rekomendasikan untuk kalangan penonton anak kecil.  Sebagai akhir kata, saya memberikan penilaian keseluruhan 6/10 untuk film ini.

Penulis : Isabelle Jesslyn M

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun