Mohon tunggu...
Alifis@corner
Alifis@corner Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Serius :)

Sebagaimana adanya, Mengalir Seperti Air | Blog : alifis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gardu Ronda (1)

20 Juni 2021   19:56 Diperbarui: 20 Juni 2021   20:12 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami yang lain ikut menyeruput wedang kami, begitu mendengar suara nada seruputan yang menggoda selera. 

"Ada Ji Lib, beberapa kesepakatan yng akan bagus jika ditindaklanjuti bersama. Hanya, pergolakan pemikiran di komunitas kecil masing-masing sepertinya menenggelamkan semangat untuk menjadi satu,  rasa atau niat baik yang mengemuka diarahkan untuk jalan sendiri-sendiri".

"Sepertinya lelah berkonflik yang sia-sia, perbedaan makin dijadikan argumen bahwa menyatu bukan menjadi jalan terbaik", lanjut Kaji Sukri.

"Iya, seperti pasangan yang bercerai", lirih Oesse berguman. Tapi karena sesaat hening, semua mendengar.

Spontan Kaji Liba, nyolot,"Hee, Oesse ente masih muda e, belum juga menikah. Tahu apa ente dengan pernikahan. Tahu saja kagak, sok faham perceraian !"

Oesse menunduk disemprot Kaji Liba, tetapi dalam tunduknya sambil ngelirik ke arah Matta, dan sesaat ke arah saya. Cari dukungan, cari penguatan.

No ! Kali ini saya tidak mungkin membela. Saya pun awam dengan tema pernikahan, perselisihan, apalagi perceraian. 

"Heh, anak-anak muda jaman ini nih, jadi mudah komentar, menghakimi orang lain, tidak hormat orangtua, bahkan saling mencaci di medsos", omel tambahan Kaji Liba.

Kaji Sukri mesam mesem saja, mendengar kami yang muda diomeli kaji Liba. Lalu beliau berkata,

"Ayok, minum dulu wedang jahenya. Hidup itu dinamis. Beda pendapat biasa. Yang tidak boleh, menghakimi pendapat orang lain. Kebenaran dunia itu relatif. Kebenaran Allah itu yang haqiqi".

Perkataan kaji Sukri menenangkan. Kami semua menyeruput wedang jahe dengan nada harmonis. Bersahut-sahutan seperti hentakan perkusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun