Mohon tunggu...
Alifis@corner
Alifis@corner Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Serius :)

Sebagaimana adanya, Mengalir Seperti Air | Blog : alifis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tips Rapid Test Antigen: Telan Ludah Saja

12 Januari 2021   20:55 Diperbarui: 12 Januari 2021   21:05 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rapid Test Antigen (dokpri)

Tips ini saya dapatkan berdasarkan saran langsung dari petugas Laboratorium Medis Al-Aziz di Kota Pasuruan sesaat sebelum flocked swab ditusukkan dalam-dalam ke lubang hidung saya. Membayangkan saja geli ya, atau malah ngeri takut?

 Tidak ! Ternyata prosesnya cepat dan terasa nyaman-nyaman saja. Bahkan sambil senda gurau. Apa tipsnya? TELAN LUDAH SAJA !. Silahkan ikuti cerita saya.

Tanggal 3 Januari 2021, 9 hari yang lalu kami harus terbang kembali ke Kupang, NTT seusai menyelesaikan beberapa urusan terkait sekolah anak serta silaturahim dengan keluarga besar. Saat penerbangan keberangkatan ke Jawa [Baca : Terpekur Di Awan Saat Pandemi Menari] hanya diwajiban rapid test antibodi. Tetapi sejak diberlakukan aturan baru melalui Surat Edaran Satgas COVID-19 yang mewajibkan rapid test antigen yang hanya berlaku 3x24 jam, mau tidak mau kami harus melengkapinya sebelum perjalanan kepulangan [Baca : Dari Window Seat 25 K GA 448].

Pencarian informasi dimana Klinik / Lab Medis atau RS melayani, kami gali melalui kerabat, teman serta via Google pun dilakukan. Ada dua tempat terdekat yaitu di Laboratorium Medis Al-Aziz, di Kota Pasuruan dan Klinik Praditha Medica di Kraton, Kabupaten Pasuruan. Kami putuskan memilih di Laboratorium Medis Al-Aziz karena dekat rumah, jam 08.pagi sudah buka dan biaya lebih murah. Standar HET  250 ribu. Di bandara sebenarnya juga kami tahu ada layanan yang katanya lebih murah, tetapi menyimak berita begitu mengularnya antrian, dalam keadaan pandemi seperti saat ini, itu pilihan yang buruk. Jujur, yang semula ada minat menjadi lenyap. 

Pagi itu sudah ada 20 orang yang mendaftar dan sudah dilayani bahkan mungkin sebelum jam 08 pagi. Registrasi dilakukan di meja Satpam dengan mengisi form identitas dan jenis layanan. Saya dan istri rapid test antigen sedangkan anak perempuan saya Azka yang berumur 8 tahun, rapid test antibodi. Form saya serahkan di kasir, 5 menit kemudian dipanggil untuk menyelesaikan administrasi pembayaran. Kami mendapatkan 3 bukti pembayaran dan 3 kupon antrian. 1 Kupon dibawa tante Nindya yang menemani Azka rapid test di ruangan dalam, sedangkan 2 kupon saya serahkan ke petugas lab bagian rapid test antigen yang berlokasi di gedung sisi kanan terpisah dengan gedung utama. Semua terproses dengan efisien dan cepat. Mungkin karena belum padat antrian.

Di depan ruang uji, di bangku panjang sudah duduk 8 orang yang sabar mengantri. Ya, syukur tidak akan lama. Secara bergiliran petugas lab memanggil nama dan satu persatu masuk ke ruangan tersebut. 10 menit kemudian nama istri dipanggil, dan saya ijin sekalian mendampingi ke dalam. Petugasnya baik, saya diperbolehkan ikut menyaksikan.

Petugas Lab Medis tersebut brpakaian APD lengkap, masker medis, N95 dan nure cap. Tertutup dari atas sampai bawah. Dengan ramah mempersilahkan duduk dan melontarkan beberapa prtanyaan.

"Ibu ada keluhan atau merasakan ada gejala ?"

"Merasakan pilek atau batuk tidak ?"

"Tidak dok, Alhamdulillah kami merasa sehat-sehat saja"

"Hanya, ini sedikit cemas karena akan ditest", istri menyahut sekaligus curhat untuk menenangkan diri.

"Ooo, tidak apa-apa ibu. Ini hanya sebentar saja dan tidak menyakitkan".

Dari awal datang ke Laboratorium Medis ini, memang istri sudah tampak sedikit gelisah, apalagi  setelah melihat beberapa orang yang lebih dahulu mengantre dipanggil masuk lalu keluar ruangan. Ada rasa takut membayangkan proses test dengan memasukkan alat ke dalam hidung. Belum lagi memikirkan bagaimana kalau hasilnya nanti reaktif. Sayapun menyimpan sedikit kecemasan, tetapi bisa saya atasi dengan menganggap itu hal biasa saja. Toh sudah banyak orang mnjalaninya berarti aman-aman saja.

Ini pertama kalinya kami melakukan rapid test antigen. Kalau sebelumnya untuk rapid test antibodi, hanya dengan cara menusukkan jarum ke jari untuk mendapatkan sampel darah. Kalau test itu ada rasa sakit sedikit saja. Sesaat. Tapi rapid test antigen ini, ditusukkan stick ke rongga hidung dalam-dalam. Sampai pangkal. Nah membayangkan lagi. Seumur-umur jari tangan saja hanya sampai di rongga depan untuk mengulik upil. Dehh...

Istri yang sedikit gelisah duduk di bangku, tampak berusaha menenangkan diri. Mas petugas mengambil flocked swab yang masih dalam kemasan, lalu berujar :

" Ibu, ini alat masih baru dan dalam kemasan. Saya akan buka untuk digunakan"

Saya mengamati tindakan petugas tersebut. Prosedur yang bagus untuk meyakinkan bahwa memang alat valid dan bisa dipercaya.

"Relaks saja ya bu, mohon kepala agak tengadah. Alat ini akan saya masukkan ke dalam hidung ibu, Hanya sebentar, selesai"

"Tidak sakit dok?", tanya istri meminta kepastian.

" Sama sekali tidak. Nah saat saya masukkan nanti apapun yang ibu rasakan santai saja. Apapun yang ibu rasakan, ingat ya bu, TELAN LUDAH SAJA".

Lantas petugas tadi menusukkan flocked swab ke hidung istri, tak sampai 15 detik. prosesnya kelar. Mas petugas kemudian menyimpan stick di alat tertentu, kemudian memperilahkan saya untuk di test selanjutnya.

"Santai saja ya pak, ingat apa yang pak rasakan, TELAN LUDAH SAJA ya. Ada keluhan tidak pak sebelumnya?'

"Alhamdulillah sehat dok. Hanya hidung saya ini kalau kesenggol biasanya bersin-bersin, Gimana dong dok?"

"Ya tidak apa-apa, sudah saya sediakan tisue, nanti pakai saja".

Saya pun bersiap, menengadahkan wajah. Mas petugas menyobek kemasan flocked swab, mengeluarkan stick dan mendekatkan ke muka saya.

"Oke pak, TELAN LUDAH SAJA ya pak !"

Dan, proses pun dimulai. Terasa stick meluncur ke rongga hidung saya, memang ada terasa sedikit geli karena sedikit bergesek dengan dinding dalam rongga hidung. Ada rasa-rasa ingin bersin. Buru-buru saya telan ludah. Terasa ujung stick sudah mencapai pangkal dalam. Saya telan ludah lagi. Hanya beberapa detik, proses pengambilan swab selesai.

Lega, iya test sudah selesai. Tapi belum sepenuhnya lega menunggu hasilnya dalam 15 menit lagi. Ternyata, apa yang kita bayangan sebelumnya, kecemasan dan ketakutan yang mungkin timbul karena membayangkan prosesnya yang tidak pernah dirasakan adalah berlebihan. Sama sekali tidak sakit dan dengan cepat terlupakan. Sesuatu tidak mudah dilupakan karena biasanya menyisakan kesan yang tidak mengenakkan dan menyakitkan. Tapi begitu proses swab ini selesai, bayangan sebelumnya dengan segera terlupakan.

Tips jitu yang diungkapkan petugas Lab yang diebutkan berulang-ulang adalah TELAN LUDAH SAJA, memang sangat baik. Secara psikis saat menelan ludah maka fokus kita tidak lagi merasakan stick bergerak di rongga hidung. Perasaan juga tidak tersedot pada bayangan kesakitan, yang memang tidak ada sakit-sakitnya. Ujung stick adalah bahan lunak.Otot-otot di rongga hidung dan tenggorokan menjadi relaks tidak kontraksi, sehingga jadi nyaman.

Tidak mau menunggu 15 menit, kami keluar belanja oleh-oleh untuk berbagi di tetangga dan beberapa teman. Etelah kami dapat, kami kembali lagi ke Laboratorium Medis Al-Aziz dan hasil lab sudah ada di Satpam. Hasil rapid test antigen kami berdua, Alhamdulillah negatif. Demikian juga hasil rapid test antibodi I ragil juga negatif. Itu hasil yang menenangan dan menggembirakan. Apapun situasinya, harus tetap menjaga 3M. Itu yang terpenting. Biarlah pemerintah yang mengedepankan 3T. Kita semua berbagi peran agar pandemi ini segera teratasi.

Nah bagi kalian yang akan melakukan rapid test antigen jangan takut ya. Nggak ada sakitnya. Sedikit geli iya, tetapi dengan MENELAN LUDAH SAJA, semua dengan cepat terlupakan dan justru terasa nyaman. Selamat mencoba tips jitu ini.

12012021, Penfui

alifis@corner

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun