"Tidak dok, Alhamdulillah kami merasa sehat-sehat saja"
"Hanya, ini sedikit cemas karena akan ditest", istri menyahut sekaligus curhat untuk menenangkan diri.
"Ooo, tidak apa-apa ibu. Ini hanya sebentar saja dan tidak menyakitkan".
Dari awal datang ke Laboratorium Medis ini, memang istri sudah tampak sedikit gelisah, apalagi  setelah melihat beberapa orang yang lebih dahulu mengantre dipanggil masuk lalu keluar ruangan. Ada rasa takut membayangkan proses test dengan memasukkan alat ke dalam hidung. Belum lagi memikirkan bagaimana kalau hasilnya nanti reaktif. Sayapun menyimpan sedikit kecemasan, tetapi bisa saya atasi dengan menganggap itu hal biasa saja. Toh sudah banyak orang mnjalaninya berarti aman-aman saja.
Ini pertama kalinya kami melakukan rapid test antigen. Kalau sebelumnya untuk rapid test antibodi, hanya dengan cara menusukkan jarum ke jari untuk mendapatkan sampel darah. Kalau test itu ada rasa sakit sedikit saja. Sesaat. Tapi rapid test antigen ini, ditusukkan stick ke rongga hidung dalam-dalam. Sampai pangkal. Nah membayangkan lagi. Seumur-umur jari tangan saja hanya sampai di rongga depan untuk mengulik upil. Dehh...
Istri yang sedikit gelisah duduk di bangku, tampak berusaha menenangkan diri. Mas petugas mengambil flocked swab yang masih dalam kemasan, lalu berujar :
" Ibu, ini alat masih baru dan dalam kemasan. Saya akan buka untuk digunakan"
Saya mengamati tindakan petugas tersebut. Prosedur yang bagus untuk meyakinkan bahwa memang alat valid dan bisa dipercaya.
"Relaks saja ya bu, mohon kepala agak tengadah. Alat ini akan saya masukkan ke dalam hidung ibu, Hanya sebentar, selesai"
"Tidak sakit dok?", tanya istri meminta kepastian.
" Sama sekali tidak. Nah saat saya masukkan nanti apapun yang ibu rasakan santai saja. Apapun yang ibu rasakan, ingat ya bu, TELAN LUDAH SAJA".