Mohon tunggu...
Alifis@corner
Alifis@corner Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Serius :)

Sebagaimana adanya, Mengalir Seperti Air | Blog : alifis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Juaranya, Nastargia dan Coklat Mede

15 Mei 2020   19:34 Diperbarui: 15 Mei 2020   19:58 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sang Juara, Nastargia dan Coklat Mede 2020 (dokpri)

Yang Klasik dan Yang Asyik
Lebaran tak komplit tanpa kue kering. Citarasanya umumnya gurih dan renyah ketika digigit. Awet dan tahan lama karena berkadar air minimal. Menjadi  favorit karena tidak bikin belepotan seperti kue basah, sehingga bikin betah obrolan dan makin gayeng candaan. Silaturahmi menjadi semakin berkesan.

Apa kue kering yang saya sukai? Ada banyak. Dari yang klasik sampai yang asyik, style masa kini. Karena saya generasi 70-an, seringkali saya kangen dengan kue lebaran seperti kembang gula kelapa muda, kembang goyang atau kue matahari, kue semprit dan lainnya. Tapi kue-kue ini semakin langka, susah ditemui.

Saat ini kue kering yang bertebaran di sajian lebaran untuk tamu semakin banyak jenis dan beragam. Diantaranya  Kue kering keju, putri salju, mentega, nastar, coklat kacang, kue kering apel, vanilla, cornflakes, choco chips dan banyak lagi variannya.

Apakah semua saya sukai? Tidak. Lidah ini susah direformasi. Sulit beradaptasi. Hanya ada beberapa yang saya dan keluarga kami selalu cari, dua diantaranya yang kami sebut juara adalah Nastargia dan Coklat Mede.

Nastar favorit semua orang, demikian juga coklat kacang. Tapi juaranya adalah Nastargia dan Coklat Mede buatan keluarga. Kue yang terbuat dari bahan tepung terigu khusus ini citarasa gurih sekaligus manis, dengan isi selai nanas lembut di dalamnya. Baluran telur dan tambahan cengkeh di atasnya yang semakin mempercantik penampilan. Renyah digigitan, lumer dan meleleh dalam kunyahan. Pernah saya mencoba membeli berbagai jenis nastar, tetap citarasanya tidak seciamik buatan keluarga. Nah loh...

Kue Legendaris dan Historis
Dimanapun kami berlebaran, dua kue lebaran favorit ini tidak pernah terlewatkan. Kedua juara yang saya sebut diatas itu adalah NASTARGIA BERGAGANG BUNGA CENGKEH dan BULAN SABIT COKLAT MEDE.

Karena namanya begitu filosofis, mekanis dan terlalu teknis, saya singkat saja Nastargia dan Coklat Mede. Favorit keluarga dan tamu lebaran kami.

Nastargia khas keluarga ini hasil diversifikasi dari kue Nastar umumnya tetapi semua bahannya termasuk selai panasnya diolah sendiri. Kalaupun beli, hanya varian tertentu yang tersedia di toko tertentu. Sehingga standarnya jelas beda. Kalau kemudian disebut Nastargia, karena nastar ni selalu bisa membuat bahagia sambil bernostalgia. Sedangkan Coklat Mede, bahan dasar kacang mentenya juga dibeli hanya di toko kue klasik di Pasuruan, yang sudah ada sejak jaman Belanda. Lebay kan. Bikin geregetan.

Setiap bulan Ramadan, Ibu Mertua di Pasuruan selalu menjadi Master Chef Nastargia dan Coklat Mede. Hanya beliau seorang yang memiliki kredibilitas dan otoritas terpercaya. Telah melalui proses validitas  dan reliabilitas terjaga. Pengalamannya tak diragukan walau tanpa sertifikasi. Ini saya tekankan supaya kredibilitas Ibu Mertua jangan dinilai remeh atau dipandang sebelah mata, seperti  halnya sertifikasi instan yang diberikan  pada peserta pelatihan online untuk pemegang kartu Prakerja. Deh, gak level.

Saat awal proses, didahului dengan pemilihan bahan-bahan yang terbaik, tidak asal ada dan beli. Semua harus tersedia dalam jumlah cukup dan dikontrol kualitasnya. Dijamin tidak ada virus corona nyisip satupun. Lalu, dalam proses pembuatan dilakukan dengan penuh penjiwaan, ekspresi nilai seni tertinggi, dan olahan citarasa numero uno. Tidak ada duanya. Ini kita berbicara kue kering lebaran, bukan kajian agama. Nanti saya dituduh musyrik, karena menyekutukanNya. Astaghfirullah.

Hanya tiga anak terpercaya yang diijinkan membantu. Catat dan digarisbawah, sekedar membantu. Dan merekalah yang nantinya digadang sebagai penerus ilmu klasik  Nastargia dan Coklat Mede ini.

Bagaimana jika tidak mudik, berlebaran di kota Kupang, NTT? Istri saya tak membuatnya. Jadi? Di kirim via paket. Niat banget. Tiran banget aturannya. Betul, ini masalah citarasa dan menjaga kredibilitas sebagai kue kering juara. Hahaha.

Polling Cita Rasa Kue Lebaran Juara

 Nastargia, bikin bahagia dengan nostalgia (dokpri)
 Nastargia, bikin bahagia dengan nostalgia (dokpri)

Bagaimana mengetahui ternyata kedua kue kering ini favorit keluarga? Tidak usul lalu asal. Dengan sebuah metode polling tentunya, "Polling Cita Rasa Kue Kering Lebaran Terbaik". Tapi jangan membayangkan seperti sebuah even survey semacam Master Chef ya? Yang mengundang Chef terkenal untuk menilai berbagai jenis kue kering lalu berdasarkan rapat tim penilai, memutuskan juara-juara favorit kue kering lebaran. Tidak seperti itu.

Polling yang akhirnya memutuskan bahwa Nastargia dan Coklat Mede menjadi juara kue kering lebaran ini melalui proses yang paling kompleks dalam sejarah per-pollingan sedunia dan jagat raya. Maaf agak hiperbolik. Tapi memang tak sesederhana mencicipi lalu suka. Ini menjadi sebuah nilai cita rasa penuh historis. Tapi jangan sadis membayangkan dimulai sejak jaman pre-historik. Terlalu itu.

Sebagaimana kajian survey ilmiah Saintis, proses verifikasi melintasi ruang dan waktu. Dari generasi ke generasi. Bahkan sejak saya belum bergabung di keluarga ini, sebagai menantu. Sejak Nenek, Ibunya Ibu Mertua juga sudah membuat polling yang usianya lebih klasik lagi.

Sampling responden sangat representatif. Mulai dari keluarga inti, keluarga dekat, sahabat terdekat, tamu-tamu yang bersilaturahmi. Semua komunitas dan populasi terwakili. Baik yang lanjut usia, paruhbaya, dewasa, paramuda hingga yang belia. Yang datang dari gunung, bukit, lembah sampai pesisir pantai. Berbagai aktivitas, profesi dan latarbelakang. Jadi tak perlu dipertanyakan.

Hasil Polling dan Validasi

Coklat Mede, teman setia Nastargia (dokpri)
Coklat Mede, teman setia Nastargia (dokpri)
Jadi proses validasi tidak instan, tapi berjenjang dari  generasi ke generasi, sampai pada generasi keluarga kami. Nah, di generasi Ibu Mertua, didapatkanlah kitab resep  "komposisi, proporsi, prosesi dan finalisasi" ideal kue kering Nastargia dan Coklat Mede.

Sebegitu menjiwai dengan kehadiran Nastargia dan Coklat Mede disetiap momen lebaran kami, saat tidak ada, rasanya gimana gitu. Ada yang kurang dan bikin tidur kurang pasrah. Lidah menjadi kurang bergairah. Sah sudah,  bahwa kedua kue ini menjadi sajian 'wajib' yang selalu hadir dalam menyemarakkan suasana lebaran di keluarga kami.

Nastargia dan Coklat Mede sebagai Rapid Test
Di era pandemi covid19, ini kue kering Nastargia dan Coklat Mede bisa menjadi media uji apakah citarasa di lidah masih normal?

Jika saat 'rapid test' dengan kue ini, ternyata terasa nikmatnya, hati menjadi luluh, perasaan menjadi meleleh, melting in the deep heart sehingga setuju  kue kering Nastargia dan Coklat Mede adalah numero uno, number one, maka display hasil testnya :

"You are addicted , broow"

Tapi jika anda tidak bisa merasakan rasa sama sekali, bahkan diuji dengan garam, merica, gula dan lada juga tidak terasa, maka display rapid test, akan tertulis :

"You are responsive, please follow up with swab test"

Dehh, semoga tidak ya. Semoga kita semua bisa menjaga kesehatan kita, keluarga dan orang-orang di sekeliling kita dengan social distancing dan menaati protokol pencegahan covid19.

Sekian.

alifis@corner
150520

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun