Setelah kurang lebih lima tahun bekerja menjadi kurir, Danu mulai mencoba untuk mengepakkan sayap di bidang bisnis UMKM rumahan, yakni dengan berjualan buah.
Pada mulanya, ide kreasi bisnis ini terinspirasi dari beberapa pelanggannya di JNE. Dirinya cukup sering mendapat jatah untuk menghantarkan paket yang berisi buah-buahan.
Dibantu oleh istri dan ibunya, Danu mulai berjualan sekitar tahun 2020. Seberang jalan depan gang masuk ke rumah adalah lokasi yang dipilih sebagai tempat berdagang. Lokasi ini dirasa cukup strategis karena biasa dilewati banyak wisatawan yang menuju dan dari Pantai Gunungkidul.
"Banyak wisatawan yang balik saking pantai. Biasanya mereka tumbas oleh-oleh ten mriki rumiyen sebelum pulang," tutur Mindarsih, ibunda Danu, pada Minggu (23/6).
Kios buah ini buka sejak pukul 7 pagi sampai 9 malam. Danu biasanya membantu menjaga toko pada hari libur serta membantu mengurus pasokan dan pengiriman buah.
Hampir seluruh buah yang dijual merupakan pasokan dari Pasar Induk di Giwangan, Yogyakarta. Karena jarak yang tak terlalu jauh, pengiriman ini biasanya langsung dilakukan oleh distributor tanpa perlu menggunakan jasa ekspedisi.
Namun, untuk beberapa jenis buah kiriman dari luar provinsi, Danu mempercayakan hal ini pada JNE. Ia juga menggunakan layanan ini untuk mengirim permintaan buah para pelanggannya, baik ke dalam maupun luar daerah.
"Pernah kirim buah sawo mentah ke Jakarta dengan JNE," jelas pria yang sempat bekerja sebagai pengemudi ojek online tersebut.
Untuk pengiriman dengan volume yang cukup besar dan jarak lumayan jauh, Danu biasa menggunakan layanan JTR, yakni JNE Trucking.
Berdasarkan keterangan Widiana, Regional Marketing and Partnership JNE Jateng-DIY, layanan JTR ini memang menyasar para UMKM. Jangkauan volume layanan ini cukup besar dengan harga yang ringan.