Mohon tunggu...
Irza Triamanda
Irza Triamanda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Hanya untuk bersenang-senang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memandang Konflik Kompleks dalam Cinta Beda Agama

21 September 2023   17:06 Diperbarui: 29 Juni 2024   23:06 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada intinya, pluralisme selalu berhubungan dengan segala elemen yang berbeda dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam hal agama. Adanya pluralisme ini seharusnya menjadikan berbagai keragaman tersebut menjadi sebuah alasan untuk hidup berdampingan secara aman dan damai, bukan mengutamakan konflik sebagai solusi pemecah kemajemukan tersebut.

Isu agama di Indonesia ini seringkali dihubungkan dengan berbagai aspek kehidupan. Sebagai contoh, dalam hal politik, pernah terjadi kasus Ahok tentang penistaan agama Islam yang berkaitan dengan Surah Al Maidah. 

Dalam hal sosial, adanya provinisi Aceh yang memiliki otonomi khusus daerah berlandaskan Islam, menuntut masyarakat non muslim turut menghormati dan menghargai hal tersebut, seperti dalam hal berpakaian yang sopan dinilai dari batasan-batasan tertentu. Bahkan, secara lebih mendalam, agama juga sering memunculkan dalam hal hubungan romansa.

Melihat cinta beda agama dari perspektif komunikasi lintas budaya memerlukan berbagai pemahaman, toleransi, dan apresiasi antara individu yang terlibat. Berbagai aspek dalam berkomunikasi dilibatkan. Perbedaan budaya dan nilai-nilai yang dianut masing-masing individu harus bisa diambil jalan tengahnya agar tidak terjadi konflik yang berkepanjangan. 

Ajaran berbagai agama berbeda-beda tentang pernikahan berbeda agama. Sebagai contoh, di agama Islam tidak diperbolehkan untuk menikah dengan orang yang berbeda agama (tidak beragama Islam). 

Apabila aturan ini dilanggar, maka pelakunya akan dianggap telah melakukan dosa besar berupa zina. Adanya aturan seperti itu membuat permasalahan cinta beda agama menjadi hal yang sangat rumit karena bertentangan dengan Tuhan. 

Padahal, Tuhan merupakan penuntun utama dalam berkehidupan manusia yang beragama sehingga koridornya berada dalam urutan yang pertama harus dipatuhi. 

Hal inilah yang seringkali memunculkan perspektif bahwa lebih baik menyudahi hubungan yang berbeda agama daripada berani mencoba tetapi tidak akan pernah menemukan jalan keluar, selain salah satunya harus berpindah agama ataupun mengakhiri semuanya. 

Bukan hanya sulit sedari awalnya, cinta beda agama membutuhkan komitmen yang kuat antarindividu agar bisa menjalani berbagai penyesuaian dalam hubungannya. Salah satunya adalah dalam hal komunikasi. Terdapat berbagai poin penting untuk bisa memahami cinta beda agama dari perspektif komunikasi lintas budaya.

Hal yang pertama adalah berkaitan dengan pendidikan dan pemahaman. Perbedaan agama diantara keduanya mengharuskan mereka saling berkomitmen untuk mau mempelajari agama, budaya, dan tradisi satu sama lain. Berbagai perbedaan ini dapat berpengaruh pada bagaimana sebuah hubungan akan berjalan. Sebagai contoh, dalam pelaksanaan ibadah, masing-masing agama memiliki waktu yang berbeda-beda. 

Dalam Islam, ibadah wajib dilakukan lima kali dalam sehari, sedangkan dalam Kristen dilakukan setiap seminggu sekali. Manajemen untuk bisa memilih waktu yang tepat berkomunikasi intens berdua harus bisa mempertimbangkan hal tersebut dan tidak boleh mengesampingkannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun