Selain ekonomis, saya memilih nginap disini karena hotelnya cukup rapi, bersih dan nyaman plus dapat sarapan juga. Mudah dijangkau serta akses kemana-manapun cukup mudah selain itu lokasinya dekat dengan Atm, pusat kuliner, pasar malam, Roxy dan staff nya ramah. Lokasi sangat strategis. Pokoknya, kalau mau sailing ke komodo tinggal melipir dikit ke dermaga.
Setelah istirahat sebentar di kamar, sambil beres-beres. Gak kerasa ternyata hari udah mulai sore. Akhirnya saya kemudian bergegas untuk mandi dan ganti baju. Sore sekitar pukul 17:00 WITA saya memutuskan untuk jalan-jalan. Tempat pertama yang menjadi tujuanku yaitu ke dermaga kampung. Supaya terasa lengkap, tak lupa saya memesan segelas kopi khas manggarai sebagai kawan nongkrong sambil menikmati pemandangan matahari terbenam. Puas menghabiskan waktu senja dan menikmati sunset di dermaga Kampung Ujung saya lanjut untuk jalan-jalan memutari kota Manggarai Barat hingga malam.
Mendekati jam makan malam, saya kembali menuju salah satu stand yang ada di pusat Kuliner Kampung Ujung Salah satu spot wisata kuliner Seafood yang paling terkenal di Labuan Bajo. Tiap sore sampai malam kawasan ini ramai oleh turis dan warga yang ingin menikmati pemandangan matahari terbenam. First impression saya buat pusat kuliner di kampung ujung ini, tempatnya lumayan nyaman, Kursi dan meja yang terbuat dari kayu tertata dengan rapi. Kita tinggal memilih meja, terdapat berbagai stand yang berjejeran di sepanjang jalan di area tersebut. Disini ada berbagai macam jenis olahan seafood. tipenya adalah warung tradisional pinggir jalan jadi jangan lupa tanya harga dulu dan jangan lupa untuk menawar harga terlebih dahulu sebelum memesan.
Tidak terasa malam makin larut, sayapun beranjak untuk kembali ke hotel dengan jalan kaki. Sesampai di hotel, saya langsung googling penyedia jasa open trip yang full/One day Trip sailing Komodo dengan itinerary Pulau Padar, Pulau Komodo, Manta Point, dan Pink Beach. Alhasil saya temukan satu yang agak worth it di budget saya dan biayanya pun sesuai dengan referensi yang banyak saya dapatkan dari youtube dan Instagram. Singkat cerita, saya akhirnya memutuskan untuk ikut tour ini. Untuk one day trip sailing Komodo yang saya ikuti ini termasuk murah hanya 600K/pack untuk 4 destinasi tersebut plus makan siang, snack, kopi atau teh sepuasnya selama trip, unlimited water complimentary, serta perlengkapan snorkeling. Praktis dan ekonomi, tidak ribet tinggal bayar di Lokasi meeting point terus berangkat. Meeting pointnya pun dekat dari hotel tempat saya nginap, hanya jalan beberapa langkah.
Jam 5 subuh saya sudah prepare menuju Lokasi meeting point di dermaga kampung ujung. Di dermaga saya ketemu orang lain yang ikut opentrip sama kaya saya, dan kita langsung akrab. Namanya juga open trip, pastinya ketemu orang-orang baru ya kan? Ini jadi kesempatan buat perluas networking, dapat teman baru, pengalaman dan bahkan pengetahuan baru. Biasanya pas join open trip dari pihak penyelenggara sudah ada itinerary alias rencana perjalanannya. Mulai dari akomodasi, tempat ngumpul atau meeting poin, kapan, dan kemana, destinasi, sampe jam makan sudah diatur. Jadi kita tinggal ikutin activity sesuai itinerary.
 Setibanya di meeting point yang saya lihat hanya beberapa bule dari berbagai negara dan 3 orang Indonesia asal Bali dan Bayuwangi. Ekpetasi saya, yang saya pikir peserta trip ini di dominasi oleh traveler setanah air, tau-tau peserta trip ialah WNA dari berbagai negara. ada perasaan tensin dan insecure. Jujur, ketika sampai di Lokasi meeting point. Ada rasa minder ketika ingin ngobrol dalam bahasa Inggris. Saya takut diacuhkan atau tidak dianggap. Alhamdulillah semuanya unexpectedly lancar dan bahkan saya dapat satu teman jalan bareng yang lucu dan seru yang berasal dari Francis.
Tetapi, ada saja momen miskomunikasi / lucu / aneh yang diakibatkan keterbatasan bahasa. Â Saya kadang kala harus menggunakan Bahasa isyarat dan google translate saat berkomunikasi dengan dia. Dari awal, saya sudah tahu, banyak rumor mengatakan bahwa orang Perancis memang cenderung enggan berbahasa Inggris. Jadi ya saya tidak berekspektasi tinggi. Rumor ini terbukti bahkan sejak sebelum berangkat ke destinasi pertama. Saya pun diajak berkomunikasi dengan google translate ketika bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Perancis yang saya tidak mengerti sama sekali. Manusia diberikan insting untuk survive jadi tidak usah khawatir. Alhamdulillah komunikasinya lancar despite this language barrier. Terima kasih, google translate.
Walaupun struggle bahasa lumayan dirasakan selama perjalanan diatas di boat yang kami tumpangi, saya sebetulnya tidak terlalu merasa kesulitan dalam beraktivitas karena menurut saya, orang Perancis itu suka menolong dan peka jika ada orang lain kesusahan terlepas dari kendala bahasa. Saya sering kali dibantu orang Perancis ini ketika mati kutu tidak bisa menggunakan mini tripod untuk mengambil gambar diatas boat yang bergoyang. Merci!
Jam 05.30 pagi sesuai itinerary yang di buat pihak penyelenggara untuk ngumpul di meeting poin. Peserta open trip berkumpul lengkap tidak ada yang kurang. Setelah Briefeing danb diberikan Gambaran to do list dalam itinerary, baca doa, selanjutnya ialah perjalanan menuju destinasi pertama yaitu pulau Padar. Pulau Padar adalah pulau terbesar ketiga di Taman Nasional Komodo setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Pulau Padar bisa ditempuh dengan estimasi perjalanan kurang lebih 4 jam menggunakan kapal pinisi. Pulau Padar juga bisa ditempuh dalam waktu sekitar 1,5 jam dengan menggunakan kapal wisata jenis speed boat dari Pelabuhan Labuan Bajo.
Pulau Padar itu destinasi impian saya untuk di kunjungi selain Taman Nasional Pulau Komodo Terletak di antara pulau Sumbawa dan Flores di provinsi Nusa Tenggara Timur, Pulau Komodo menjadi Taman Nasional Komodo, kadal terbesar di dunia yang hanya dapat ditemui di wilayah ini. Terlebih lagi Taman Nasional Komodo telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
Sudah tidak sabar melihat cantiknya pulau padar yang eksotis itu. Di perjalanan menuju destinasi pertama cuma duduk duduk sambil menikmati kopi diatas rooftop kapal selebihnya ngobrol ngalor kidul dengan peserta lain dan anak buah kapal biar lebih akrab, dan sesekali mengambil gambar gugusan pulau-pulau yang banyak dijumpai selama perjalanan dengan kondisi kapal yang kadang bergoyang naik turun akibat gelombang. Dan akhirnya jelang pukul 9 pagi sampai juga di dermaga pulau padar, tempat kapal-kapal wisata bersandar di depan pos penjualan tiket. Jika beruntung, Anda bisa melihat gerombolan rusa di bibir pantai begitu turun dari kapal wisata. Rusa-rusa tersebut terlihat jinak. Mereka berjalan berdekatan dengan wisatawan. Tak menjauh ketika didekati.