D. Daring Bermakna
Menarik untuk dicermati kreativitas guru dalam mengembangkan moda daring yang terpaksa/dipaksa ini. Bagi guru yang telah memiliki kompetensi dalam mengelola pembelajaran daring (e-learning), akan memberi ruang yang lebih luas untuk mengembangkan kompetensinya mengemas berbagai bentuk pembelajaran. Ada yang sudah membuka kelas daring berbasis website. Ada yang memanfaatkan fasilitas yang disediakan Kemdikbud, seperti Rumah Belajar, dan sebagainya. Bagi guru yang belum begitu familiar sebelumnya dengan pembelajaran daring, menggunakan aplikasi sederhana, seperti grup WhatsApp, atau yang lainnya. Dengan segala fenomenanya, semua guru sedang berupaya membelajarkan peserta didik menggunakan daring, dalam situasi yang sulit ini.
Namun satu hal yang sangat urgen untuk diperhatikan oleh semua pihak, terutama guru adalah kebermaknaan pembelajaran itu sendiri (meaningfull learning). Guru sangat gelisah akan hal ini. Mereka khawatir moda pembelajaran yang berubah draftis dikhawatirkan akan mengurangi makna dari pembelajaran itu. David Ausubel (1963) mengemukakan bahwa yang mempengaruhi kebermaknaan pembelajaran adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam bidang tertentu. Oleh karena itu Ausubel mengklasifikasikan belajar dalam dua dimensi, pertama menyangkut cara penyajian materi yang dapat diterima oleh peserta didik, dan kedua berkaitan dengan cara peserta didik mengaitkan materi pemebalaran dengan struktur kognitif yang telah ada.
Dikaitkan dengan situasi moda daring yang terpaksa/dipaksa ini, guru dituntut untuk memenuhi klasifikasi pembelajaran menurut Ausubel tersebut. Guru dituntut mengemas pembelajaran moda daring yang menarik dan menyenangkan bagi peserta didik, sesuai karakteristik dan jenjang perkembangan mereka. Guru harus menyesuaikan dengan gaya belajar generasi millenial yang jauh berbeda dengan generasi guru itu sendiri. Ketergantungan generasi millenial akan teknologi menjadi tantangan sekaligus peluang bagi guru untuk mengemas berbagai model dan teknik pembelajaran. Berkaitan dengan materi pembelajaran yang bermakna, guru dituntut untuk mengaitkan fenomena kontekstual dengan konsep-konsep keilmuan.
E. Penutup
Ada hikmah dibalik setiap peristiwa. Terpaksa/dipaksa, Covid-19 telah merubah wajah pembelajaran dunia pendidikan Indonesia. Tugas guru adalah melahirkan pembelajaran yang bermakna ditengah kesulitasn dan perubahan. Semoga .. Aamiin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI