Sebelum dan Sesudah Posisi Kontrol dan Segitiga Restitusi
Dulu sebelum mempelajari materi pada modul budaya positif saya berada pada posisi kontrol saya selalu pada posisi teman dan penghukum. Tidak pernah melihat permasalahan dari sebab dan sudut pandang yang berbeda saya langsung menilai anak selalu pada posisi salah dan harus diberikan sangsi. Seharusnya sebagai posisi menajer dalam proses penyelesaian masalah dengan menggunakan segitiga restitusi. Seperti permasalahan yang terjadi ada salah satu anak didik saya kelas XI IPS 4 anak itu jarang sekali masuk sekolah dan terkadang dating selalu terlambat. Anak tersebut memang sudah menjadi perhatian saya dan sudah beberapa kali saya panggil. Namun kemarin saya sambal menerapkan segitiga restitusi dan berada posisi kontrol manajer. Ternyata anak tersebut tidak tinggal dengan orang tuanya. Dia lebih memilih kabur dari rumah krean tidak menemukan kenyamanan dirumahnya. Setelah saya galin lebih dalam bersama guru bimbingan konseling ternyata ada hal yang membuat anak itu tidak nyaman dari keluarganya dan akhirnya tidak mau komunikasi dengan orang tuanya. Sampai saat ini permasalahnnya masih menjadi fokus perhatian saya dan sekolah.
Hal ini tentunya memotivasi saya untuk terus belajar dan lebih memperbaiki penerapan segitiga restitusi dan posisi kontrol serta meningkatkan kolaborasi dengan seluruh warga sekolah dan tentunya pemangku kepentingan di sekolah.
Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata
Judul Modul
Pembuatan Keyakinan Kelas dan Penerapan Segitiga Restitusi untuk Mewujudkan Budaya Positif di Sekolah
Nama Peserta
Guru dan Tenaga kependidikan
Latar Belakang
Menciptakan pendidikan yang berpihak kepada murid, menyenangkan, menuntun segala kodrat yang dimiliki anak serta karakter-karakter baik yang akan melekat pada anak.
Tujuan