Pergerakan ini menjadi sorotan utama media media Inggris pada masa itu, mereka diberitakan selalu menjadi biang kerusuhan dalam pertandingan sepak bola. Pada saat itulah pergerakan mereka dibatasi. Pada akhir tahun 70an muncul pergerakan baru yang dinamakan dengan Football Casuals. Semenjak munculnya pergerakan Football Casuals, pada saat itu lah sepak bola dan fashion semakin erat hubungannya.
Footbal Casuals pertama kali diperkenalkan oleh para suporter Liverpool pada saat mereka pulang dari Stadion Olimpico, Roma pada bulan Mei 1977. Pada saat itu Liverpool berhadapan dengan klub asal Jerman yakni Borussia Monchengladbach, pada final piala Champions dan pertandingan tersebut dimenangkan oleh Liverpool dengan skor 3 -- 1.
Suporter Liverpool kembali ke Inggris tanpa menggunakan jersey atribut atau embel embel yang berhubungan dengan Liverpool. Mereka justru menggunakan produk dari brand ternama Italia dan Prancis seperti Lacoste, Sergio Tacchini, dan Adidas. Hal tersebut bertujuan untuk mengelabui Polisi yang masih membatasi pergerakan skinhead yang kerap dutuduh sebagai sumber kerusuhan.
Akhir tahun 80an fenomena Football Casuals ini semakin banyak digemari dan diikuti oleh masyarakat, dimana pada masa itu band band asal Inggris seperti The Stone Roses ikut mengadopsi gaya berpakaian dari subcultur Football Casuals. Hal tersebut dikarenakan para personil band juga mencintai dunia sepak bola. Gary Mani Mounfield, Bez Berry, Damon Albarn hingga Liam Gallagher mereka menjadi roll model bagi mayoritas anak muda yang mencintai dunia sepak bola terutama pergerakan Football Casuals.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H