Mohon tunggu...
Irwanto
Irwanto Mohon Tunggu... Tutor - Social Engineering pengelolaan sampah

Praktisi Sampah dan pendamping Tata kelola Persampahan rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Cara Mengelola Sampah agar Lebih Bermanfaat dan Bernilai Ekonomis

1 Oktober 2021   00:53 Diperbarui: 1 Oktober 2021   13:18 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi warga memilah sampah berdasarkan jenis | Shutterstock

Permasalahan sampah merupakan persoalan yang umum dirasakan bagi setiap orang terlebih kepala rumah tangga, ialah sering disuruh oleh istri untuk membersihkan sampah yang menumpuk di depan rumah karena telat diambil oleh petugas jasa angkut sampah. 

Tapi tidak usah merasa dibuat repot sendirian perkara sampah, sebab urusan sampah sudah menjadi hal yang sering dialami bagi semua orang bahkan sekelas bupati, gubernur, wali kota dan kepala dinas.

Tanpa kita sadari bahwa mengelola sampah merupakan kewajiban bagi siapa saja tidak peduli kaya maupun miskin, tua ataupun muda. Sebab selagi kita masih bernapas, kita akan selalu memproduksi sampah maka otomatis kita harus bertanggung jawab atas sampah yang kita hasilkan. 

Ada istilah sampahku tanggung jawabku, sampahmu tanggung jawabmu. Yuk, mulai sekarang marilah kita mulai mengelola sampah agar bermanfaat dan tidak mencemari lingkungan.

Pembongkaran Sampah | Dokumentasi pribadi
Pembongkaran Sampah | Dokumentasi pribadi

Sebelum kita mulai membahas bagaimana caranya mengelola sampah, penulis akan memberi tahu perbedaan antara mengelola dengan mengolah agar tidak salah paham memaknai dua kata tersebut yang jelas berbeda frasa atau makna

"Kita sebagai Mahluk paling sempurna diantara ciptaan TUHAN seharusnya jangan  memaksa bumi atau tanah ini untuk mengurai atau merubah karakteristik sebuah material atau benda yang sudah melalui rekayasa manusia yang  sedemikian hebatnya, sebab itu akan memerlukan waktu ratusan bahkan jutaan tahun lamanya untuk kembali menjadi tanah maka kunci satu satunya agar kita dapat hidup lebih lama di planet yang bernama bumi ini adalah mendaur ulang apa yang sudah kita ciptakan".

Mengelola

Mengelola Sampah | Dokumentasi pribadi
Mengelola Sampah | Dokumentasi pribadi
Mengelola berarti mengatur, praktiknya adalah memilah sampah sesuai jenisnya seperti antara organik, anorganik, B3, dan atau sampah beracun. 

Tetapi untuk pemula agar tidak bingung bisa dua saja dulu, yaitu pisahkan antara organik dan anorganik.

Organik bisa menggunakan tong komposter, sedangkan anorganik bisa menggunakan plastik bag atau karung biasa.

Mengolah

Mengolah organik untuk dijadikan kompos dan pupuk organik granul | Dokumentasi pribadi
Mengolah organik untuk dijadikan kompos dan pupuk organik granul | Dokumentasi pribadi
Mengolah berarti mengubah bentuk untuk kebutuhan lain, contoh praktiknya adalah menjadikan kemasan botol air mineral untuk dijadikan pajangan lampu dan menjadikan sampah dapur untuk dijadikan kompos atau pupuk organik  granul.

Dalam persampahan, kita sering melihat tiga tanda panah yang berbentuk segitiga warna hijau yang biasa kita sebut 3R, yaitu reuse, reduce dan recycle yang mana di dalam makna logo itu adalah mengelola dan mengolah. 

Tetapi dengan keterbatasan waktu yang kita miliki maka cukup di-reduce, yaitu adalah upaya mengurangi volume sampah.

Satu lagi pesan dari penulis sebagai upaya perubahan paradigma baru dalam menyebutkan terkait persampahan, bahwa bila suatu media atau objek satu jenis benda saja maka sudah bukan lagi disebut sampah, melainkan bahan baku industri Daur Ulang (DU). 

Contohnya bila satu karung isinya kantong plastik keresek sisa pakai atau istilahnya poly propeylene (PP>segitiga 5).

Mengapa disebut sampah? Karena di dalamnya tercampur berbagai jenis benda atau media sisa kosumsi.

Berikut cara untuk mengelola sampah agar bermanfaat:

Pertama Anorganik

Kemasan sisa pakai eks produk | Dokumentasi pribadi
Kemasan sisa pakai eks produk | Dokumentasi pribadi
Anorganik bisa dikumpulkan di karung atau plastik bag yang diisi bekas air mineral, kemasan kap bekas makanan, kertas bungkus makanan atau bekas kiriman paket, bekas bungkus rokok, dan sebagainya.

Nah kalau dirasa memakan tempat atau merusak pemandangan dan jangkaunya terlalu jauh, bisa dengan metode kedua yaitu dengan membuat kotak tabungan sampah yang bisa kita buat sendiri menggunakan kardus mie instan atau kardus bekas air mineral. Dengan teknik modifikasi seperti celengan atau kotak amal yang diberi lakban.

Kedua Organik

Komposter untuk Organik | Dokumentasi pribadi
Komposter untuk Organik | Dokumentasi pribadi
Kita bisa membuat tong komposter dengan menggunakan ember plastik yang ada tutupnya atau menggunakan bekas wadah cat dengan dimodifikasi terlebih dahulu sesuang kegunaannya, untuk mengetahui cara membuatnya bisa lihat video di bawah ini:Dan untuk ukuran embernya bisa disesuaikan dengan jumlah organik yang dihasilkan setiap harinya dan tergantung seberapa lama kita akan memanfaatkan hasilnya (kompos). Bila tidak terburu-buru untuk mendapatkan hasilnya atau agar tidak cepat penuh baiknya gunakan ember yang lebih besar.

Metode Pemanfaatan Organik 

Mencampur bahan bahan | Dokumentasi pribadi
Mencampur bahan bahan | Dokumentasi pribadi
Bahan yang sudah dibasahi perlu kita campur dengan serbuk gergaji dan sekam bakar bila perlu ditambahkan microba (micro bakteri) pengurai sampah yang dijual di pasaran, lalu aduk hingga rata dan masukan ke dalam tong komposter yang sudah disiapkan sebelumnya. 

Setelah itu kita bisa memasukkan bahan organik sisa yang terbuang ke dalam tong komposter, taburi lagi serbuk gergaji dan juga sekam bakar sebanyak 50% dari organik tadi, terlebih khusus bila medianya lembek seperti sisa nasi atau bubur. 

Tetapi bila kering seperti kulit buah, dedaunan, atau sisa petikan sayur, maka tidak perlu dicampur serbuk gergaji.

Nah, untuk mengetahui bagaimana caranya bisa lihat di sini:Insyallah tidak akan menimbulkan bau yang menyengat atau menimbulkan belatung, namun tidak menutup kemungkinan mendatangkan maggot.

Cara ini juga bisa dipraktikkan di restoran, pabrik, home industry makanan, rest area, perhotelan, dan rumah sakit.

Untuk alatnya, mungkin perlu alat khusus sesuai karakter atau jenisnya, sebab sisa konsumsi di wilayah itu sangat beragam jenisnya dan jumlahnya, tetapi tidak perlu khawatir karena penulis siap mengawal itu semua.

Manfaat

Selain mengurangi sampah, lingkungan jadi bersih, dan yang tidak kalah pentingnya adalah organik yang kita masukan ke tong komposter tadi akan menghasilkan kompos berkualitas baik untuk tanaman. 

Pupuk Organik Cair (POC) yang biasanya berwarna coklat pekat, untuk anorganiknya bisa kita jual atau kita berikan kepada pemulung atau tukang loak keliling. 

Tetapi, biasanya ada yang namanya Bank Sampah (BS) atau Tim Pengelola Sampah (TPS) yang dibuat oleh kelompok masyarakat yang di bawah naungan kepala desa atau kelurahan.

Nantinya mereka yang akan membeli hasil pemilahan sampah yang sudah menjadi bahan baku industri tersebut (baik yang organik (kompos dan POC) maupun yang anorganik seperti kardus, kertas, logam, bekas kemasan makanan, botol bekas air mineral) dari hasil pemilahan sampah tadi jadi tergolong bersih.

Nilai Ekonomi
Sesungguhnya tidak ada suatu eks kemasan sisa produk yang tidak bisa didaur ulang atau tidak ada yang tidak laku dijual, sebab semuanya memiliki nilai ekonomi atau bisa dijual hanya saja terkendala oleh jumlah dan nilai ekonomi yang membedakan antara murah dan mahal saja. 

Sehingga, minat pemulung dan pelapak rongsok bahkan masyarakat sendiri enggan untuk mengumpulkannya karena dari perbedaan harga yang sangat jauh. 

Tetapi penulis meyakini bila jumlahnya banyak dan berkesinambungan, semua akan membawa manfaat baik bahkan untuk ukuran pabrik limbah siap membelinya sesuai kebutuhan bahan baku produksinya.

Walau dalam dunia industri daur ulang ada istilah LDU (Layak Daur Ulang) dan BDU (Bisa Didaur Ulang) yang tentunya membedakan harga, tetapi dari segi harga per kilo di tingkat pabrik harganya tidak seburuk di tingkat bawah.

Sinergi Semua Pihak

 Rapat pembahasan soal sampah (Dokumentasi Saat di ADUPi)
 Rapat pembahasan soal sampah (Dokumentasi Saat di ADUPi)
Sesungguhnya masalah sampah bukan semata-mata tanggung jawab kita sebagai konsumen, tetapi tanggung jawab juga semua pihak seperti pemerintah melalui kementeriannya, lembaga non pemerintah, produsen makanan atau alat, produsen bahan baku kemasan, Importir baik bahan baku atau barang.

Sehingga semua pihak terkoneksi satu sama lainnya sebab semua itu sudah diatur di dalam regulasi, baik regulasi secara vertikal persampahan maupun horizontal sebagai pendukungnya (politik anggaran).

TONTON JUGA: 
Sampah sebagai Pemersatu Perbedaan

Edukasi pengelolaan sampah | Dokumentasi pribadi
Edukasi pengelolaan sampah | Dokumentasi pribadi
Dalam berkehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara, kita memiliki berbagai karakter sifat, kepentingan, tujuan, dan cita cita yang jelas.

Semua tidak akan bisa berjalan bersama dalam satu bingkai, namun di dalam urusan sampah kita bisa bersatu untuk bersama dalam satu bingkai yaitu bingkai ekonomi (menghidupkan) dan ekologi (pijakan hidup). 

Sehingga dengan dasar itulah seharusnya kita semua bisa bersatu mengatasi permasalahan sampah, sebab kita lah yang menciptakan sampah dengan berbagai jenis karakteristiknya dan jumlahnya.

Maka, kita wajib berperan penuh sesuai tupoksinya tidak perlu saling tunjuk di dalam urusan persampahan.

OBbservasi

Melihat sayuran Kol | Dokumentasi pribadi
Melihat sayuran Kol | Dokumentasi pribadi
Kita sebagai mahluk paling sempurna di antara ciptaan Tuhan, maka sudah seharusnya jangan memaksa bumi atau tanah ini untuk mengurai atau mengubah karakteristik sebuah material melalui rekayasa manusia yang  sedemikian hebatnya. Sebab otu akan memerlukan waktu ratusan bahkan jutaan tahun lamanya untuk kembali menjadi tanah.

Oleh karena itu, kunci satu-satunya agar kita dapat hidup lebih lama di  bumi ini adalah mendaur ulang apa yang sudah kita ciptakan.

Semoga melalui tulisan ini kita semua mulai tergerak untuk mengurangi sampah agar menjadi bahan baku industri baik yang organik maupun anorganik agar dapat termanfaatkan bagi yang membutuhkan,

Dan yang paling penulis harapkan adalah cita-cita bapak presiden Joko Widodo untuk mencetak 1 juta hektar pertanian organik bisa terwujud demi Indonesia berdikari di bidang pangan. Amiiiiin....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun