Mohon tunggu...
Irwanto
Irwanto Mohon Tunggu... Tutor - Social Engineering pengelolaan sampah

Praktisi Sampah dan pendamping Tata kelola Persampahan rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manusia dan Mesin di Musim Panen Padi

19 Maret 2021   22:10 Diperbarui: 19 Maret 2021   23:10 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Nyonggol Padi
Setelah masa panen sudah dikerjakan tinggal giliran proses penjemuran atau pengeringan , pengeringan ini biasa di lakukan di rumah atau tidak jauh dari tempat tinggal si pemilik padi tersebut dan tidak sedikit pula yang menjemur padinya di sawah tersebut  setelah proses panen itu di lakukan baik dengan cara Derep atau dengan mesin Kombet , jika ingin membawa pulang padinya dan jumlahnya banyak biasanya pemilik padi menggunakan jasa tukang Nyonggol atau Songgol ( Bahasa Jawa ) atau dalam bahasa Indonesia nya Tukang angkut padi untuk dibawa ke rumah.

Nyonggol ini mengangkut gabah yang sudah kering atau basah dari tempat penjemuran atau setelah di Kombet ke rumah dengan tarif bervariasi yaitu dengan harga 10,000 sampai 18,000 tergantung jauh dekatnya dan besar kecilnya ukuran karung serta  jauh dekatnya saat pengangkatan gabah ke lokasi parkir motor , umumnya tukang Songgol membawa 2 karung sekali angkut tapi tidak sedikit ada yang membawa 3-5 karung per motor atau sekali jalan

Biaya produksi tidak Murah
Dari mulai tanam sampai berada di rumah memerlukan biyaya yang tidak sedikit mulai dari Pembelian Benih , Njedil ( mencabut bibit padi ), Meluku dan atau mencangkul (penggemburan tanah ) pemupukan, Matun ( mencabut rumput di tengah sawah ) Derep, Mengangkut ( Nyonggol ) dan kosumsi belum lagi bila terjadi sesuatu yang tidak di inginkan seperti serangan tikus ,hama wereng atau keong sawah yang pastinya perlu biyaya tambahan.

Menciptakan Generasi Baru
Selain menjaga rasa welas asih dalam bertetangga juga perlu menggunakan teknologi yang ada mengikuti perkembangan jaman demi percepatan pemenuhan kebutuhan pangan tetapi perlu menempatkan alat modern atau teknologi mesin itu pada kebutuhan proses mengolah sawah pada bagian yang tepat sehingga antara tenaga manusia dan tenaga mesin dapat berjalan ber iringan yang mana bertujuan untuk mencegah terjadinya kesenjangan sosial di tengah tengah-tengah  masyarakat  antara si kaya dan si miskin.

Selain bertujuan untuk kesenjangan sosial juga untuk menjaga kearifan lokal yang mulai pudar seiring berkembangnya jaman dan mengurangi minat anak muda untuk menjadi seorang petani mengingat tanah kita adalah wilayah agraris atau tepat Di jalur khatulistiwa yang mana tepat di bawah jalur orbit matahari yang sangat baik untuk bidang pertanian sepanjang tahun dibandingkan negara Asia lainnya seperti jepang atau Chaina yaaa,.,.,! diantaranya dengan cara atau metode yang pernah penulis sampaikan di dalam judul lain di Kompasiana.com ini sehingga dapat menekan biyaya produksi pertanian,

Semoga dengan kemajuan teknologi dalam dunia pertanian dan minimnya minat anak muda untuk menjadi seorang petani tidak dapat menjadi kontra masalah yang berlebihan sehingga kebutuhan pangan Nasional tercukupi agar tercipta kestabilan harga yang berkeadilan baik untuk petani maupun untuk pembeli dan pedagang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun