Sudah hampir  1 tahun  Indonesia  terserang Virus Covid 19 ( C-19) yang berawal pada tanggal 2 Maret 2020 yang pertama kali di temukan di kota Depok Jawa Barat  yang awal mulanya  di alami oleh seorang Ibu  berumur 63 tahun  dan Anaknya yang berumur 31  tahun , ia sendiri tertular oleh temannya yang  berkewarga negaraan Jepang, awal  tertularnya ketika ia bertemu temannya  orang jepang tersebut dalam sebuah  acara memperingati hari Valentine dan  melakukan dansa, semenjak peristiwa itulah  Virus Corona atau C-19 ini mulai mewabah ke penjuru kota di Indonesia termasuk Brebes pun tak luput dari penularan  C-19 ini  bahkan sampai ke Dusun yang ada di wilayah kabupaten Brebes pun tak luput dari wabah.Virus C-19 ini pertama ditemukan di Wuhan Cina ( Tetapi KONTAN.CO.ID menyebutkan Covid 19 ditemukan di Italia Tahun 2019> sumber , Wuhan  Ibukota Provinsi Hubei dan menjadi salah satu kota terpadat di China bagian tengah dengan jumlah penduduk 11 Juta jiwa pada Bulan Desember 2019. Dengan sigap pemerintah China melakukan tindakan cepat dengan melakukan Isolasi wilayah Wuhan atau penutupan wilayah yang dimana ditemukannya virus tersebut  sebagai upaya pencegahan penyebaran virus tersebut hingga mengkarantina seluruh masyarakat yang berada di  Wuhan agar tidak meluas ke masyarakat itu dengan berbagai upaya semaksimal mungkin.
Pencegahan penyebaran virus Gagal
Kerja keras tim medis pemerintah China  untuk mencegah penularan virus tersebut sangatlah  sigap dan cepat dengan menurunkan tim khusus untuk mencegah penularannya tetapi upaya itu gagal karena virus itu menular lebih cepat dari cepatnya pemerintah Chaina  melakukan pencegahan  hingga akhirnya virus ini ditemukan kembali di kota lain  atau wilayah lain di  China tersebut , kecepatan penyebaran virus ini bak seperti kecepatan angin yang tidak bisa  di bendung atau dicegah dengan mudah, terbukti tidak butuh 6Bulan virus ini menyebar luas di negeri tirai bambu hingga akhirnya  pemerintah Chaina menyatakan darurat virus C19, Saking cepatnya penyebaran virus ini negara Chaina pun akhirnya kolaps  di bidang kesehatannya sebab daftar terjangkit  virus ini mencapai 1000 wan jiwa sampai-sampai  rumah sakit yang ada di negeri tirai bambu itu dipenuhi oleh pasien C'19 tapi pemerintah tidak tinggal diam atas penuhnya rumah sakit tersebut dengan membangun rumah sakit darurat sekaligus tempat karantina atau Observasi seluas 33 Hektare di sebelah Desa Zhengding, Zhijiasuang dengan waktu hitungan bulan saja  untuk mengatasi pasien C-19  Ini sungguh luar biasa membangun sebuah gedung dengan hitungan bulan. Disisi lainnya Virus ini sudah menyebar luas di negara tetangga Cina seperti Thailand, Vietnam, Singapura, Amerika  dll. hingga ke Negara yang dibatasi  oleh laut pun  turut terjangkit  virus ini
WHO tidak tinggal Diam
Dengan penyebarannya virus C-19 ini yang begitu cepat akhirnya Organisasi kesehatan dunia atau WHO mengumumkan setatus  keadaan darurat Global wabah Virus Corona ( C-19) yang diawali dengan tiga kali rapat oleh Komite darurat WHO yang menghasilkan keputusan bahwa  "terjadi darurat kesehatan masyarakat internasional" atau PHEIC  dan memberikan rekomendasi  kepada  semua Negara untuk meningkatkan kewaspadaannya dan melakukan pencegahan virus secara dini berupa melakukan screening terhadap penumpang-penumpang di bandara Internasional, Setelah pernyataan dari WHO tersebut banyak Negara melakukan  pencegahan diantaranya yaitu dengan menutup penerbangan bandara dari dan atau ke negara China yang ditemukannya virus ini pertama kalinya,  bahkan saking hati-hatinya pelabuhan penumpang pun tidak luput dari pengetatan pencegahan penyebaran virus ini dengan melakukan pengecekan kesehatan kepada penumpang dan awak kapal hingga menyemprotkan cairan disinfektan di kapal yang bersandar.
Virus menyebar ke seluruh Pelosok Negeri
Dengan upaya pencegahan penyebaran  Virus yang dilakukan oleh banyak Negara tidak mampu menghentikan laju penyebaran virus hingga ke banyak negara termasuk Indonesia, Indonesia paska ditemukannya virus C-19 ini di Depok dengan cepat menyebar ke seluruh kota dan pelosok Desa , Pemerintah awalnya tidak begitu reaktif atas ditemukannya virus ini  dilihat dari pernyataan pejabat kita yang cenderung mengandung  kontroversial > https://amp.kompas.com/nasional/read/2020/09/02/09285111/kilas-balik-6-bulan-covid-19-pernyataan-kontroversial-pejabat-soal-virus#aoh=16127031988006&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s ) . Namun kenyataannya virus ini ternyata meluas hingga ke kota-kota lain dan akhirnya Indonesia positif penyebaran Virus C-19  hingga  Pemerintah  pusat dan daerah pun dibuat repot atas hadirnya virus ini di tengah-tengah masyarakat  yang kian hari kian meluas dan merenggut korban jiwa sebanyak 12,274 Orang baik itu masyarakat umum dan dari tim medis yang melakukan pengobatan dan pencegahan virus ini, upaya mengobati dan pencegahan pasien dan penularan  C-19 ini pun terus dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan kebijakan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB), Social distancing, penyemprotan disinfektan, Gerakan 3M, penetapan jam malam dll.
Berbagai kebijakan akibat virus ini pun banyak diambil oleh pemerintah baik pusat maupun daerah diantaranya adalah kebijakan yang di ambil Gubernur Jawa Tengah Bpk. H.  Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P  yang menetapkan kebijakan 2 hari di rumah  saja Sabtu06-Minggu07,02,2021 untuk mengurangi penyebaran C-19 , Kebijakan 2 hari di rumah  saja disambut  oleh Walikota hingga Bupati dengan membuat instruksi Bupati yang di teruskan oleh Kecamatan dan Desa dibantu perangkat, Ormas  dll.
Pemkab Brebes Merespons Kebijakan Gubernur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H