Mohon tunggu...
Irwan Syahputra Lubis
Irwan Syahputra Lubis Mohon Tunggu... Lainnya - hamba Allah; pendosa, pencinta santri dan ulama

Rezpector, pLettonic, OI, dan Kawan Fiersa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menepis Isu Miring Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia

30 Juni 2022   02:36 Diperbarui: 30 Juni 2022   02:43 6080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster acara Zikir Akbar Rateb Seuribee dan Doa Bersama untuk Bangsa

Yang kedua, meyakini dan/atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan sunah. Dan kami yakin bahwa apa yang disampaikan oleh Abuya, kami sendiri sudah melakukan penelitian lapangan dan ikut suluk di Pawoh, kami melihat secara langsung bagaimana Abuya Amran Waly al-Khalidi membina dengan sungguh-sungguh para salikin, 

para ahli thariqin, dari berbagai kalangan; mulai dari kalangan petani, kalangan nelayan, pejabat, intelektual, ulama, semua ada. Dan saat itu---kalau enggak salah---info dari panitia, sekitar 2.000.

Dan kami menyaksikan semua berdasarkan dengan aturan yang ada di dalam agama Islam. Bahkan, kami takjub dengan beliau bagaimana salat tarawih dari habis Isya sampai jam 12 malam. Sementara kalau saya di Jakarta ngimamin, itu jam delapan sudah selesai, 23 rakaat---pakai VIP class. Tapi alhamdulillah, saya bisa mengikuti karena saya malu, saya masih muda, Abuya sudah begitu sepuh tapi dengan semangatnya, ya salat rawatib, semua tertib. 

Bahkan, salat qadha. Salat qadha ini penting. Sebagai seorang musryid yang bertanggung jawab di hadapan Allah, barangkali ada murid-murid yang pernah melupakan salat sekali-dua kali yang tidak disadari, maka pada saat suluk diajak untuk meng-qadha supaya bisa menembel kekurangan-kekurangan salat yang pernah ditinggalkan. Sebab pertangungjawaban seorang mursyid itu tidak sebatas dunia tapi di akhirat. Jadi poin yang kedua ini tidak masuk.

Kemudian yang ketiga, meyakini turunnya wahyu setelah Al-Qur'an. Ini juga tidak ada [di dalam MPTT-I].

Yang keempat, mengingkari otentisitas dan/atau kebenaran isi Al-Qur'an. Ini juga tidak ada.

[5] Melakukan penafsiran Al-Qur'an yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir. Ini juga tidak ada.

[6] Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam. Juga tidak ada.

[7] Menghina, melecehkan, atau merendahkan para Nabi dan Rasul. Tidak ada.

[8] Mengingkari Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul terakhir. Tidak ada.

[9] Mengubah, menambah, dan/atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah seperti haji tidak ke Baitullah, salat wajib tidak lima waktu. Ini juga tidak ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun