***
Sekitar pukul setengah sepuluh tadi malam, Bang Ifit mengembuskan napas terakhir di sebelah rumah orang tuanya di Desa Ujung, Singkil, tempat ia sempat dirawat untuk beberapa saat. Tanpa riwayat penyakit serius, Allah memanggil Bang Ifit dengan sangat indah.
Demikianlah Bang Ifit, dengan segala kekurangan dan keterbatasan, ia menjadi sosok yang dicintai dan disayangi oleh berbagai usia dan kalangan. Anak-anak, remaja, orang tua; para pegawai negeri, pekerja bangunan, tukang becak, para ustaz, dan lainnya, menaruh simpati dan rasa hormat kepada sahabat kami yang satu ini.
Ia pandai menempatkan diri di masyarakat dan senang membantu orang lain. Canda dan tawanya yang khas, kebaikannya yang dilakukan secara ikhlas, membuat banyak orang sayang kepada Bang Ifit.
“Aku bersaksi bahwa engkau HUSNUL KHATIMAH, hatimu baik, tak pernah membuat sakit hati orang lain, saat aku galau kau datang membuat aku gelak [tertawa]. Selamat jalan, Pejuang MPTT,” tulis Wali dalam status Facebook-nya.
***
Kunci (serta) sepeda motor, serban, dan tasbih milik Bang Ifit, ikut mengaji bersama kami malam tadi--walau tidak sampai selesai karena ketiga barang tadi kemudian dijemput untuk menemani pemiliknya yang hendak “dijemput”.
Semangat yang tinggi, himmah (kemauan) yang memuncak, serta keikhlasan tak bertepi yang kau miliki, semoga dapat kami contoh dan teladani.
Selamat jalan, Sahabat. Selamat jalan, Pejuang. Selamat jalan, Bang Ifit.
Al-Fatihah.
Darul Mahabbah, 9 Oktober 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H