Mungkin diantara kalian pernah tahu, atau bertanya mengenai komunitas kami yakni Brigade Bulungan;
Secara sederhana perlu dijawab adalah sebagai komunitas atau wadah untuk berkumpul sesama warga Persaudaraan Setia Hati Terate atau disingkat PSHT, bertujuan untuk menjalin silaturahmi dan mempererat rasa persaudaraan sesama warga;
Tidak ada bedanya dengan komunitas lainnya, tetapi kami berkumpul tidak hanya berkumpul;
Kami berkumpul selain menjalin silaturahmi, kami juga belajar tentang hakikat hidup sebagai orang/warga PSHT.
Kami juga ada latihan khusus sebagai pendidikan nonformal untuk pengembangan pribadi warga, sesuai minat dan bakatnya. Tetapi kini lebih banyak pada pendidikan kerohanian;
Komunitas ini pada awalnya berkegiatan rutin di wilayah Bulungan Jakarta Selatan, sehingga tempat tersebut sebagai pengenal nama komunitas ini, selain itu keberadaan komunitas ini dipelopori oleh Alm. Mas Mahendro, Mas Sunarno, Mas Biyanto dan lainnya.Â
Pada tahun 2015, semenjak saya bergabung dalam komunitas ini, kegiatan rutin latihan telah berpindah di kediamanan Alm. Kangmas Mahendro Sutanto yang terletak di Komplek PDK, Cirendeu, Jakarta Selatan.
Pada tahun 2020, Alm. Kangmas Mahendro Sutanto meninggal dunia, dan tempat latihan bergeser di sebelah barat rumah Alm. tersebut, yakni berada di kediaman Kangmas Hendy Sumarno;
Dahulu saat di Bulungan sebelum berpindah tempat, dalam setiap pertemuan Pemateri pertama diisi oleh Mas Sunarno sebagai pengisi materi tehnik silat dan Alm. Mas Hendro pengisi materi keruhanian;
Hal tersebut diharapkan supaya seimbang antara pengembangan lahiriah dan bathiniah setiap warga;
Sebenarnya tujuan kami tidak lain adalah supaya komunitas ini menjadi wadah untuk mengembangkan diri setiap warga, yang muaranya menjadi warga PSHT yang berbudi pekerti luhur tahu benar dan salah, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
Selain itu, nilai ajaran yang terkandung tersebut di atas juga dimuat secara eksplisit dalam Mukadimah Persaudaraan Setia Hati Terate, Bahwa sesungguhnya hakekat hidup itu berkembang menurut kodrat iramanya masing-masing menuju kesempurnaan;
Demikianpun kehidupan manusia sebagai makhluk Tuhan,yang terutama hendak menuju ke abadian kembali kepada causa prima titik tolak segala sesuatu yang ada melalui tingkat ke tingkat, namun tidak setiap insan menyadari bahwa apa yang dikejar-kejar itu telah tersimpan menyelinap di lubuk hati nuraninya.
Artinya setiap diri warga PSHT mempunyai jalan masing-masing untuk menggapai apa yang ia cari, tetapi perlu ditegaskan bahwa apa ia cari sebenarnya sudah ada dalam dirinya. Hanya saja untuk mengenali hal itu perlu proses dan bimbingan yang lebih lanjut supaya dapat mengenali dan menemukan apa yang ia cari.
Hal itu juga sejalan dengan ajaran ilmu setia hati oleh Eyang Suro Diwirjo sebagai pendiri/pencetus aliran Setia Hati, dengan tujuan supaya untuk mengenal dirinya sendiri secara hakiki demi menggapai keselamatan dunia dan akhirat;
Ajaran Setia Hati ditegaskan kembali dalam ajaran islam sebagaimana dasarnya yakni : Barang siapa mengenal dirinya,niscaya mengenal akan Tuhannya.
Ajaran sederhana ini terlihat tabu dan mulai ditinggalkan oleh sebagian orang, padahal inilah yang menjadi essensi/nilai penting kita masuk menjadi warga PSHT.
Salam Persaudaraan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H