Mohon tunggu...
Irwan Syach
Irwan Syach Mohon Tunggu... -

experience is the best teacher

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Iktibar dari Seorang Qiyadah

27 Januari 2019   06:58 Diperbarui: 27 Januari 2019   07:17 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yaa, ikhwan wa akhwati fillah,,,
Perlu kita pahami bahwa dakwah yang kita usung adalah Rabbaniyatud Da'wah. Yaitu dakwatunnaas ilallah bil hikmah wal maw 'izhotil hasanah hatta yakfuruu bithaghuti wa yu'minuu billah wa yakfuruu minazulumati jahiliyati ilaa nuuril islam. Dakwah yang berasal dan bertujuan hanya pada Allah. Parameter keberhasilan dari dakwah tersebut adalah semakin dekatnya subjek dakwah kepada Allah dan tercerahkannya objek dakwah sehingga ingin mendekatkan diri pada Allah. Konsekuensi logis dari Rabbaniyatud Da'wah adalah bahwa terdapat juga Rabbaniyyatur Risalah, Rabbaniyatur Rijal, dan Rabbaniyyatul Jama'ah.

Rabbaniyatur Risalah terdiri dari mabda (prinsip), minhaj (pedoman), dan ghoyyah (tujuan) yang berorientasi pada nilai-nilai keTuhanan yang mulia. Maksud Rabbaniyyatur Rijal adalah pelaku dakwah yang mengajarkan dan belajar al Quran (QS. Ali 'Imran: 73) serta kuat, tidak patah semangat, pantang menyerah, dan sabar (QS. Ali 'Imran: 146). Sedangkan Rabbaniyatul jamaah adalah sekelompok orang yang ikhlas, taat, dan memiliki ukhuwwah yang erat. Perbedaan jamaah dengan ikatan/kelompok lain adalah memiliki qiyadah, jundiyah, dan manhaj.

Oleh karena itu, sesuai dengan Rabbaniyatud Dakwah, seorang Qiyadah haruslah:

1. Memiliki keikhlasan kepada Allah sehingga memiliki ikatan yang kuat dengan Allah. Ia juga tidak boleh meminta jabatan tersebut dan tidak boleh berambisi menduduki jabatan tersebut, karena bagi seorang muslim HARAM hukumnya menginginkan suatu jabatan tetapi WAJIB mempersiapkan diri untuk suatu jabatan. Segala keputusannya disandarkan kepada hasil syuro jamaah.

2. Adanya ikatan hati dengan jundi. Karena hanya dengan ikatan hati sesorang dapat menggerakan orang lain hingga batas maksimalnya. Karena seseorang tidak akan bisa memimpin orang lain dengan baik dan benar jika dia tidak mencintai orang lain tersebut karena Allah.

3. Membuat jundi bisa lebih baik dari dirinya. Dengan kata lain seorang qiyadah harus memiliki fungsi kaderisasi sehingga keberlangsungan roda lembaga dakwahnya bisa terus berputar. Bahkan hasil dari kaderisasinya harus bisa melebihi kompetensi dirinya sehingga kepengurusan selanjutnya bisa menjadi lebih baik dan terus lebih baik

Akisah ketika suatu hari saya menemani seorang qiyadah da'wah melakukan silaturahmi kewarga yang sedang melakukan renovasi masjid didaerahnya. Menjelang maghrib saya beserta rombongan disambut oleh beberapa perwakilan tokoh masyarakat setempat.

"Assalamu'alaikum, sapa kami ketika sampai di lokasi."

"Wa'alaikum salam, jawab mereka karena sudah menunggu lama rombongan kami. Ahlan Wa Sahlan sapa mereka.

 "Perkenalkan Saya Ummi Siti Oniah,ingin bersilaturahmi dengan warga yang ada diperumahan Rosma Cipta Indah ini " jawabnya dengan wajah diliputi senyum.

"oh iya, kami dengar ibu sedang melakukan pencalegan ya dari PKS apakah betul?" ujarnya bertanya.

"Ya, betul Pak, mohon do'a nya, mudah2an saya bisa amanah ketika insya Allah, Allah memberikan amanah ini kepada saya..  Suasana mengalir dengan ramah sampai pada akhirnya salah satu

tokoh warga mengutarakan maksudnya yaitu ingin kiranya agar Qiyadah da'wah ini bisa membantu biaya renovasi masjid yang sedang dilakukan sekaligus membantu pembangunan pos RW di daerahnya

singkat cerita

"Begini bu warga sekitar perumahan ini kebetulan sedang melalukan renovasi masjid & pembangunan pos RW yg sudah berjalan 60% tapi agak mandeg karena terkendala biaya, maaf kiranya  bisakah kalau ibu bisa  membantu?".

Saya pribadi berfikir insya Allah mungkin sang qiyadah ini bisa membantu tapi mungkin tdak hari ini, karena setelah melakukan kunjungan ke 7 titik hingga 5 jam tak terhitung sudah berapa sedekahnya buat warga yang sudah dikeluarkan belum lagi rasa letihnya berjalan menyusuri jalan yang lumayan jauh masuk ke pelosok gang-gang sempit bersama rombongan . Tapi justru disinilah ibrah yang saya dapat dari perjalanan ruhiyah kali ini.

"maaf ya pak, kalau untuk pembangunan pos RW saya belum bisa membantu banyak  tapi Saya niat bersedekah untuk penyelesaian pembangunan masjid, Insya Allah ini hanya buat amal Saya & pribadi saya saja dengan Allah, tidak ada kaitannya dengan suara kepemilihan saya di Dapil ini" katanya sambil menyerahkan cincin emas yang dipakainya

Siapapun pasti akan terharu biru ketika melihat peristiwa ini termasuk saya sendiri. Tidak nampak dia memiliki kemampuan untuk bersedekah pada hari itu karena lelahnya. Saya melihat habis di dompetnya uang yang dari siang Ia keluarkan untuk membantu warga , tidak ada mobil yang mentereng  di parkir. Yang dari saya perhatikan Ia hanya membawa bungkusan kue dan APK pencalegan dirinya. Hanya karena sembagatnya untuk berbagi Ia lepas cincin dijarinya yang mungkin ada berjuta kenangan yang tersimpan didalamnya.

Semua yang hadir melihat pemandangan itu langsung tersenyum kecut. Bagaimana mungkin dia bisa dengan mudahnya melepas barang yang dipakainya dengan tidak melihat peluang apakah dia bisa menang nantinya, apakah bisa terganti kenangannya di cincinya, apakah tidak ada musyawarah dulu terhadap orang terdekatnya.

"Pak, cukuplah bapak-bapak sebagai panitia  yang mengetahuinya. Saya menyumbang karena Allah..." katanya ketika akan pamit berlalu. Karena sudah menjelang maghrib dan ternyata hari itu anaknya tengah melakukan operasi tapi ia memilih bersama dengan warga bersilaturahmi.

Melihat situasi yang diluar dugaan kami maka timbul rasa malu dan rendah di hadapan orang ini. Ternyata dia yang kami nilai pragmatis seperti caleg umumnya, menunjukan kemuliaannya.
Sementara kami para kader setengah hati hanya sekedar untuk  bergerak silaturahmi mengunjungi para warga.

Sambil berlalu kami segera pamit kepada warga dan mengantarkan Sang qiyadah ini

"maaf bu, tadi tidak apa-apa," tanya saya sambil berjalan mengantar Ibu ini

"jalan da'wah ini adalah pengabdian, Cintailah Allah, Cintailah semua yang diamanahkannya kepada kita, dan berkorbanlah untuk itu. Bukankah anak, keluarga, lingkungan dan syiar Islam adalah amanah Allah kepada kita semua," ungkapnya.

Bila kita sudah mencintai Allah dengan hati, dan dibuktikan dengan perbuatan maka selanjutnya hidup kita akan dijamin oleh Allah. Apakah ada yang paling bernilai di dunia ini dibanding kecintaan Allah kepada kita..?

Dia pun kemudian pamit dan berlalu bersama para rombongannya

Sementara saya dan teman saya tercekat dan tak mampu berkata-kata lagi.

Kami tak berani mendahului rombongan  yang bersamanya. Segala amal yang saya rasakan ketika berkutat di Dpra ini  serasa tak mampu melewati rombongan tersebut.

Saya dihantui rasa malu, malu dengan diri saya di hadapan orang yang tawadhu namun ikhlas berjuang di jalan Allah. Mungkin amal saya lebih besar darinya. Tapi belum bisa seikhlas dia. Saya menjadi merasa tak pantas menyebut diri ini mencintai Allah.."

Yaa, ikhwan wa akhwati fillah,,,
Marilah kita renungkan tulisan ini. Semoga kita *MUSLIM* bisa memimpin bangsa ini menuju suatu keadaan yang lebih baik. Semoga kita bisa membawakan cahaya ISLAM kepada kejahiliyyahan yang saat ini ada pada bangsa ini...

Yaa, ikhwan wa akhwati fillah,,,
Arah dan tujuan kita jangan berubah. Langkah harus semakin tegap. Karena perubahan adalah kepastian. Bangkitkan semangat dan rebut setiap peluang. Jangan sibuk dengan hal tidak penting. Lenyapkan keraguan. Dan yakinlah bahwa Allah pasti membimbing kita untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun