"maaf bu, tadi tidak apa-apa," tanya saya sambil berjalan mengantar Ibu ini
"jalan da'wah ini adalah pengabdian, Cintailah Allah, Cintailah semua yang diamanahkannya kepada kita, dan berkorbanlah untuk itu. Bukankah anak, keluarga, lingkungan dan syiar Islam adalah amanah Allah kepada kita semua," ungkapnya.
Bila kita sudah mencintai Allah dengan hati, dan dibuktikan dengan perbuatan maka selanjutnya hidup kita akan dijamin oleh Allah. Apakah ada yang paling bernilai di dunia ini dibanding kecintaan Allah kepada kita..?
Dia pun kemudian pamit dan berlalu bersama para rombongannya
Sementara saya dan teman saya tercekat dan tak mampu berkata-kata lagi.
Kami tak berani mendahului rombongan  yang bersamanya. Segala amal yang saya rasakan ketika berkutat di Dpra ini  serasa tak mampu melewati rombongan tersebut.
Saya dihantui rasa malu, malu dengan diri saya di hadapan orang yang tawadhu namun ikhlas berjuang di jalan Allah. Mungkin amal saya lebih besar darinya. Tapi belum bisa seikhlas dia. Saya menjadi merasa tak pantas menyebut diri ini mencintai Allah.."
Yaa, ikhwan wa akhwati fillah,,,
Marilah kita renungkan tulisan ini. Semoga kita *MUSLIM* bisa memimpin bangsa ini menuju suatu keadaan yang lebih baik. Semoga kita bisa membawakan cahaya ISLAM kepada kejahiliyyahan yang saat ini ada pada bangsa ini...
Yaa, ikhwan wa akhwati fillah,,,
Arah dan tujuan kita jangan berubah. Langkah harus semakin tegap. Karena perubahan adalah kepastian. Bangkitkan semangat dan rebut setiap peluang. Jangan sibuk dengan hal tidak penting. Lenyapkan keraguan. Dan yakinlah bahwa Allah pasti membimbing kita untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI