Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program unggulan pasangan Prabowo dan Gibran sewaktu berkampanye sebelum berkontestasi di ajang Pemilihan Presiden pada tahun lalu.
ProgramMaka, setelah pasangan tersebut terpilih dan dilantik menjadi presiden dan wakil presiden, program MBG pun mulai diwujudkan.
Kita tak perlu kaget jika sejak awal tahun 2025 ini, anak-anak sekolah tidak perlu membawa bekal makanan dari rumah atau tidak perlu jajan di kantin sekolah.
Semua murid di seluruh Indonesia terlihat gembira saat makan siang gratis dengan gizi yang cukup di masing-masing sekolah.
Tentu saja agar MBG terlaksana setiap hari, perlu dana yang sangat besar. Apalagi, bila dana itu dihitung dalam satu tahun untuk semua anak sekolah di negara kita.
Memang, dana jumbo untuk MBG telah dianggarkan oleh pemerintah. Namun, seperti diketahui, anggaran pendapatan negara sebagian besar berasal dari pembayaran pajak oleh masyarakat.
Jangan-jangan, kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen (meskipun kemudian hanya diberlakukan untuk pembelian barang mewah), karena anggaran negara tidak cukup untuk membiayai berbagai program, termasuk MBG.
Dalam konteks itu, bisa dipahami ketika baru-baru ini Ketua DPD RI Sultan B Najamuddin mendorong pelaksanaan program makan bergizi gratis lewat pendanaan yang bersumber pada zakat.
Sultan Najamuddin menyebutkan tentang perlunya keterlibatan masyarakat pada program MBG. Contohnya, melalui dana zakat.
"Saya melihat ada DNA dari negara kita, dari masyarakat Indonesia itu kan dermawan, gotong royong. Nah kenapa enggak ini justru kita manfaatkan juga," kata Sultan yang terpilih jadi anggota DPD mewakili Provinsi Bengkulu.
"Contoh bagaimana kita menstimulus agar masyarakat umum pun terlibat di program makan bergizi gratis ini. Di antaranya adalah saya kemarin juga berpikir kenapa enggak ya zakat kita yang luar biasa besarnya juga kita mau libatkan ke sana. Itu salah satu contoh," lanjut Sultan menjabarkan idenya.