Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

13 Orang Tinggal di Rumah 2 Kali 3 Meter, Kok Bisa?

2 Desember 2024   06:57 Diperbarui: 2 Desember 2024   07:05 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah perumahan merupakan kebutuhan dasar bagi kita semua. Makanya, kebutuhan akan pangan, sandang (pakaian), dan papan (tempat tinggal) menjadi hal yang mutlak harus ada.

Tentu, perumahan dimaksud di atas adalah perumahan rakyat. Sering disebut dengan rumah sederhana. Bahkan, karena keterbatasan dana, rumah sangat sederhana pun, masih oke.

Tapi, jangan sampai rumah itu terlalu banyak huruf "S", katakanlah RSSSSSSS (Rumah Sangat Sangat Sederhana Sampai Selonjoran Susah Sekali).

Terbayang betapa tidak nyamannya bila ada keluarga yang bertempat tinggal di rumah dengan huruf S yang banyak itu. 

Apalagi, bila misalnya di sebuah rumah yang sangat kecil, dihuni oleh banyak orang, sehingga untuk tidur pun dilakukan secara bergiliran.

Kalau semua penghuni tidur waktu yang bersamaan, tentu tidurnya akan memakai model "susun paku" alias saling bersenggolan.

Nah, baru-baru ini viral tentang keberadaan rumah dua lantai berukuran 2x3 meter yang dihuni 13 orang di tengah kota Jakarta Pusat. 

Rumah ini milik Nenek Hasna (62) yang tinggal bersama keluarga besarnya. Karena viral, banyak jurnalis yang mendatanginya secara langsung.

Contohnya, jurnalis detik.com berkesempatan mengunjungi rumah Nenek Hasna pada Selasa (5/11/2024). 

Adapun alamat lengkapnya adalah di RT 08 RW 012, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.

Nenek Hasna mengatakan sudah menghuni rumah itu selama sekitar 20 tahun. Awalnya rumah Nenek Hasna hanya diisi oleh lima orang, kini sudah bertambah sampai 13 orang yang termasuk anak, cucu, dan cicitnya.

Ruangan berukuran 2x3 meter itu semakin sempit karena sudah termasuk kamar mandi tanpa WC, tangga, dan ditambah lagi sejumlah barang dan perabotan.

Sebetulnya, yang punya rumah seperti Nenek Hasna cukup banyak di Jakarta dan kota lain yang berbatasan dengan Jakarta.

Namun, dengan viralnya rumah Nenek Hasna, akhirnya membawa keberuntungan karena menjadi perhatian pemerintah, dalam hal ini dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP).

Jadi, dengan gercep (gerak cepat) rumah Nenek Hasna sekarang sedang direnovasi. Itulah buah kedatangan Menteri PKP Maruarar Sirait ke sana secara on the spot.

Rumah sempit yang berukuran 2x3 meter tersebut, sesuai rencana Kementerian PKP diperluas dengan membeli rumah tetangganya.

Hal itu dipastikan Ara (demikian panggilan akrab Maruarar Sirait) saat kembali mengunjungi Nenek Hasna dan mengecek proses renovasi. 

Ara menemui Nenek Hasna dan mengatakan bahwa rumahnya akan selesai direnovasi selama tiga bulan. Artinya, proses renovasi akan rampung pada bulan Februari.

"Doain mudah-mudahan 3 bulan lagi Ibu (Hasna) bisa pindah bulan Februari," ujar Ara di rumah Nenek Hasna.

Kembali ke viralnya rumah lama Nenek Hasna, bagi orang yang belum pernah ke Jakarta mungkin heran kok bisa di rumah yang sangat kecil dihuni oleh belasan orang.

Kok bisa? Kalau sudah terbiasa, apapun akan diterima. Ya, di Jakarta banyak yang model begitu, sehingga mereka tidak perlu malu. 

Bahkan, ada yang lebih parah yang tinggal di kolong jembatan atau rumah berbahan triplek bekas, seng bekas, kardus, dan sebagainya.

Pemulung yang malam hari sengaja tidur di gerobak dorongnya cukup banyak. Ada lagi yang terpaksa tidur di emperan toko atau di bangku taman kota.

Ini soal ketimpangan sosial yang jadi PR besar bagi pemerintah dan tidak cukup hanya dengan program renovasi dadakan atau program bedah rumah.

Tersedianya lapangan kerja yang jauh lebih banyak menjadi salah satu faktor penentu untuk mengurangi atau mempersempit kesenjangan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun