Tragedi kebakaran di kota sebesar dan sepadat Jakarta, karena saking seringnya terjadi, sudah dinilai sebagai hal yang biasa. Kecuali, tentunya bagi mereka yang jadi korban atau yang terdampak.
Namun, dalam kejadian yang dianggap biasa itu, bisa terselip kisah yang sangat menyentuh perasaan, seperti yang dialami oleh satu keluarga di Jalan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Cinta kepada anak dan istri dari seorang lelaki bernama Agam Sahril Maulana (40 tahun), yang sebetulnya sudah berhasil menyelamatkan diri, malah akhirnya seolah menyongsong maut.Â
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, korban tewas, selain Agam Sahril, adalah istrinya Yuliani (35) dan kedua anaknya Stefi (8) dan Alfat (3).
Peristiwa ini awalnya terjadi di salah satu rumah warga milik Fauziah (63), lalu api merambat ke rumah kontrakan yang dihuni para korban.
Tewasnya satu keluarga pada tragedi kebakaran di Jalan Papanggo 3B RT 12/05 tersebut terjadi pada hari Jumat (8/11/2024) dini hari.
Para korban semuanya terjebak di lantai dua setelah bangunan semi permanen itu hangus dilahap si jago merah.
Puluhan orang masih berkumpul di depan rumah Fauziah (63) pada hari Jumat (8/11/2024) petang.Â
Menurut saksi mata yang juga Ketua RT setempat, Agam yang mulanya sudah berhasil keluar rumah, tiba-tiba ingat istri dan dua anaknya yang masih tertidur di lantai dua rumah kotrakannya.
Diduga ketika mereka mau turun ke lantai satu, jalannya sudah tidak memungkinkan lagi, karena rumah yang terbuat dari kayu itu sudah ludes terbakar.
Sang ibu ditemukan meninggal dalam posisi berpelukan dengan anak perempuannya, sedangkan sang bapak tergeletak dalam posisi membopong anak lelakinya.
Para tetangga yang melihat setelah kejadian, seakan tak percaya, dan mereka sekaligus menunjukkan rasa duka yang mendalam.Â
Mereka menatap kosong pada rumah yang hanya menyisakan puing-puing hitam legam, jejak keganasan api yang telah merenggut empat nyawa sekaligus.
Di antara sisa-sisa benda yang bisa dikenali, masih ada sepeda motor yang hangus dan rangka besi tempat tidur yang turut terbakar.
Dugaan sementara seperti yang diberitakan sejumlah media daring, kebakaran di Jalan Papanggo tersebut berasal dari korsleting listrik.
Terlepas dari kehilangan nyawa satu keluarga di atas, penting bagi kita untuk selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran dan melakukan langkah pencegahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H