Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jadi Bujang Lapuk dan Perawan Tua Tak Lagi Memalukan

9 November 2024   05:31 Diperbarui: 9 November 2024   08:40 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bujang lapuk di China, foto dok. BBC, dimuat tribunnews.com

Bagi masyarakat yang tinggal di kota besar, memang sebagian orang sengaja memilih untuk tidak menikah, meskipun secara penghasilan atau penampilan telah oke-oke saja.

Makanya, mereka tidak merasa malu dan bahkan cukup pede. Mungkin karena itulah mereka tidak dijuluki dengan bujang lapuk atau perawan tua.

Pertanyaannya, kenapa semakin banyak pria dan wanita yang memilih untuk hidup sendiri, tidak terikat pada pernikahan? Paling tidak, ada beberapa kemungkinan yang dipaparkan berikut ini.

Pertama, mereka lebih memrioritaskan karier di tempatnya bekerja atau di bidang usaha yang digelutinya.

Di era modern sekarang ini, baik pria maupun wanita memiliki ambisi profesional yang tinggi, yang sering kali membuat pernikahan dan membangun keluarga menjadi hal sekunder. 

Banyak para pemburu karier yang merasa bahwa komitmen pernikahan akan membatasi peluang mereka untuk lebih berkembang lagi di bidang pekerjaannya.

Kedua, karena kemandirian secara finansial, khususnya di kalangan wanita, juga mempengaruhi keputusan untuk menunda atau bahkan menolak pernikahan. 

Wanita masa kini memiliki akses yang lebih besar terhadap pendidikan dan pekerjaan, yang membuat mereka tidak lagi bergantung pada pasangan untuk kemandirian kehidupan sehari-hari. 

Ketiga, karena nilai-nilai sosial dan budaya tentang pernikahan juga mengalami pergeseran. 

Anak muda melihat pernikahan bukan sebagai sebuah keharusan, melainkan hanya sekadar pilihan dalam mengarungi kehidupan. 

Hidup melajang tidak lagi dianggap hal yang memalukan, melainkan sebagai bentuk kebebasan untuk mengejar minat pribadi dan menjalani hidup tanpa tuntutan pernikahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun