Menarik mengamati perjalanan karier politik seorang Sandiaga Salahuddin Uno, yang selanjutnya ditulis dengan Sandi, sesuai dengan nama panggilan dari sosok yang simpatik ini.
Nada bicaranya tertata baik dan ramah, pengetahuannya luas, penampilannya pun oke karena termasuk lelaki tampan. Apalagi, dompetnya tebal karena berlatar belakang pengusaha sukses.
Lengkap sudah modal Sandi untuk berkecimpung di dunia politik. Pada mulanya, Sandi bergabung dengan Partai Gerindra dan mentor politiknya adalah Prabowo Subianto.
Bahkan, Sandi pernah berpasangan dengan Prabowo sebagai capres dan cawapres dalam Pilpres 2019, yang kemudian kalah dari pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Kalau begitu, jelaslah bahwa hubungan antara presiden terpilih Prabowo dengan Sandi sangat dekat. Masalahnya, dalam politik tidak ada teman yang abadi, sebagaimana juga tak ada musuh yang abadi.
Karena sudah berbeda partai, tak usah kaget kalau Sandi tidak dipanggil ke Hambalang oleh Prabowo. Padahal, ada belasan menteri yang menjadi kolega Sandi dipanggil, yang berarti akan tetap menjadi menteri di era Prabowo.
Lalu, apa kira-kira yang akan dilakukan Sandi begitu tak lagi menjadi menteri? Apakah ia punya rencana besar?
"Tanggal 20 pelantikan (presiden-wapres), 21 nanti sertijab dengan menteri baru. Dan tanggal 22 pagi-pagi saya mau lari pagi terus berenang, terus sepeda, sudah lama sekali saya tidak bersepeda,” cerita Sandiaga.
Cerita di atas disampaikan Sandi saat ditemui jurnalis tirto.id usai acara "Weekly Brief with Sandi Uno" di kantor Kemenparekraf, Jakarta, pada Senin (14/10/2024) yang lalu.
Dengan tidak lagi menjadi menteri, Sandiaga menyampaikan dirinya lebih punya banyak waktu untuk dimanfaatkan dengan berkumpul bersama keluarganya, terutama kedua orang tuanya.
“Berkunjung ke orang tua saya, saya sudah lama tidak berlama-lama dengan ibu dan bapak saya dan spending time with family,” kata Sandi.