Saat ini, perhatian para pencinta sepak bola nasional tentu terfokus pada turnamen Piala AFF 2024 yang berakhir dengan kekecewaan. Soalnya, langkah Timnas Indonesia sudah terhenti dengan kegagalan menembus babak semi final.
PSSI dan pelatih Shin Tae-yong terlalu percaya diri dengan menurunkan pemain yang rata-rata berusia 20,5 tahun untuk turnamen level senior paling bergengsi di kawasan Asia Tenggara.
Akibatnya, melawan tim senior negara lain, pemain muda Indonesia sering terpancing emosi, dan banyak pemain terkena kartu kuning dan bahkan merah.
Indonesia hanya sekali menang atas Myanmar 1-0 dan seri dengan Laos 3-3. Kekalahan dari Vietnam dan Filipina dengan skor yang sama-sama 1-0, dapat dimaklumi.
Hanya saja, sebagai sindiran kepada PSSI, di Piala AFF mendatang sebaiknya Indonesia mengirim Tim U-16 saja.
Padahal, kalau saja Liga Indonesia bisa dihentikan sementara, pemain domestik terbaik bisa dipanggil ke Timnas.Â
Adapun pemain naturalisasi yang bermain di luar negeri, bisa dipahami tak akan diizinkan klubnya. Piala AFF bukan turnamen wajib menurut FIFA.
Baik, sekarang mari kita lupakan AFF dan move on ke jalur Piala Dunia, yakni pada laga yang akan dilakoni Timnas Indonesia dalam ronde ketiga babak kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Seperti diketahui, kualifikasi Piala Dunia tesebut memakai sistem home and away. Artinya pertandingan dilakukan dua kali, sekali di markas lawan dan sekali menjadi tuan rumah.
Indonesia satu grup dengan Jepang, Australia, Arab Saudi, China, dan Bahrain. Jadi, Indonesia harus menghadapi 5 negara lain dalam 10 kali pertandingan (masing-masing bertemu 2 kali).
Sejauh ini, Indonesia sudah menuntaskan pertandingan lawan Arab Saudi dengan hasil seri 1-1 di Arab dan Indonesia menang 2-0 di Jakarta.
Pada laga home, Indonesia lawan Australia hasilnya seri 0-0 dan kalah 0-4 lawan Jepang. Di kandang China Indonesia juga kalah 2-1. Indonesia masih akan berhadapan sebagai tuan rumah melawan Bahrain dan China.
Selanjutnya, kita bahas khusus laga melawan Bahrain, karena ada kasus spesial di mana Bahrain mengusulkan agar status sebagai tuan rumah Indonesia dilakukan di negara netral.
Timnas Indonesia sudah bermain di kandang Bahrain 10 November lalu, dengan hasil seri 2-2. Sebetulnya, Indonesia layak menang karena gol kedua Bahrain dicetak ketika pertandingan sudah seharusnya diakhiri wasit.
Gol Bahrain tercatat pada menit ke 90+9. Padahal, perpanjang waktu hanya selama 6 menit dan tidak ada kejadian yang membuat pertandingan terhenti lebih dari 1 menit di saat injury time.
Wajar bila kubu Indonesia melancarkan protes keras kepada wasit yang memimpin laga antara Bahrain versus Indonesia. Seorang ofisial Indonesia bahkan diganjar kartu merah oleh wasit.
Tapi, begitulah, wasit adalah pengadil yang maha benar di lapangan hijau. Mau tak mau Timnas Indonesia harus puas mendapatkan 1 poin, dari seharusnya 3 poin.
Maha benar wasit itu berhadapan dengan netizen Indonesia yang juga "maha benar". Maka, bermunculan sumpah serapah dari sejumlah netizen Indonesia, menyerang akun resmi federasi sepak bola Bahrain (BFA).
Uniknya, BFA memanfaatkan kemarahan netizen Indonesia itu untuk hal yang menguntungkan mereka, dengan mengabaikan prinsip home and away.
Dengan alasan keselamatan mereka terancam, konon ada netizen yang mengancam akan melakukan tindak kekerasan, BFA minta ke AFC agar laga tandang mereka ke Indonesia dilakukan di tempat netral.
PSSI telah menyatakan menjamin keselamatan tim manapun yang main di Indonesia. Buktinya suporter Jepang merasa aman dan bahkan banyak yang berfoto bareng dengan suporter Indonesia saat laga Indonesia vs Jepang.
Alhamdulillah,  AFC setelah berdiskusi dengan FIFA dan PSSI, telah mengambil keputusan yang adil, seperti yang dinyatakan Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
Erick memastikan laga lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Timnas Indonesia vs Bahrain, tetap di gelar sesuai dengan rencana semula.
Secara spesifik, stadion kebanggaan Indonesia, yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta Pusat, bakal menjadi venue pelaksanaan duel skuad Garuda melawan tim berjulukan Muharabi Dilmun itu, pada 25 Maret 2025.
Timnas Indonesia masih berpeluang untuk mengukir sejarah emas menjadi peserta Piala Dunia 2026, bila mampu meraih posisi kedua pada klasemen akhir ronde ketiga kualifikasi zona Asia yang sedang diikuti sekarang.
Kalau nangkring di posisi ketiga atau keempat, peluang untuk tembus Piala Dunia masih terbuka dengan melalui tahap kualifikasi berikutnya, bertemu sesama peringkat ketiga dan keempat di dua grup lainnya.
Ada 8 wakil Asia di Piala Dunia mendatang, di mana 6 tim lolos langsung dari hasil akhir ronde ketiga kualifikasi dan 2 tim dari ronde keempat.
Bahkan, masih ada jalan terakhir yakni fase kelima kualifikasi dan babak playoff antarbenua, untuk memperebutkan satu tiket. Jadi, jatah Asia di Piala Dunia sebetulnya 8,5.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H