Sejauh ini, Indonesia sudah menuntaskan pertandingan lawan Arab Saudi dengan hasil seri 1-1 di Arab dan Indonesia menang 2-0 di Jakarta.
Pada laga home, Indonesia lawan Australia hasilnya seri 0-0 dan kalah 0-4 lawan Jepang. Di kandang China Indonesia juga kalah 2-1. Indonesia masih akan berhadapan sebagai tuan rumah melawan Bahrain dan China.
Selanjutnya, kita bahas khusus laga melawan Bahrain, karena ada kasus spesial di mana Bahrain mengusulkan agar status sebagai tuan rumah Indonesia dilakukan di negara netral.
Timnas Indonesia sudah bermain di kandang Bahrain 10 November lalu, dengan hasil seri 2-2. Sebetulnya, Indonesia layak menang karena gol kedua Bahrain dicetak ketika pertandingan sudah seharusnya diakhiri wasit.
Gol Bahrain tercatat pada menit ke 90+9. Padahal, perpanjang waktu hanya selama 6 menit dan tidak ada kejadian yang membuat pertandingan terhenti lebih dari 1 menit di saat injury time.
Wajar bila kubu Indonesia melancarkan protes keras kepada wasit yang memimpin laga antara Bahrain versus Indonesia. Seorang ofisial Indonesia bahkan diganjar kartu merah oleh wasit.
Tapi, begitulah, wasit adalah pengadil yang maha benar di lapangan hijau. Mau tak mau Timnas Indonesia harus puas mendapatkan 1 poin, dari seharusnya 3 poin.
Maha benar wasit itu berhadapan dengan netizen Indonesia yang juga "maha benar". Maka, bermunculan sumpah serapah dari sejumlah netizen Indonesia, menyerang akun resmi federasi sepak bola Bahrain (BFA).
Uniknya, BFA memanfaatkan kemarahan netizen Indonesia itu untuk hal yang menguntungkan mereka, dengan mengabaikan prinsip home and away.
Dengan alasan keselamatan mereka terancam, konon ada netizen yang mengancam akan melakukan tindak kekerasan, BFA minta ke AFC agar laga tandang mereka ke Indonesia dilakukan di tempat netral.
PSSI telah menyatakan menjamin keselamatan tim manapun yang main di Indonesia. Buktinya suporter Jepang merasa aman dan bahkan banyak yang berfoto bareng dengan suporter Indonesia saat laga Indonesia vs Jepang.