Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Pramono Anung: Aman bagi PDIP, Nyaman bagi Jokowi?

2 September 2024   06:30 Diperbarui: 2 September 2024   10:00 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi dan Pramono Anung | ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A via Kompas.com

Drama di seputar pendaftaran pilkada 2024, khususnya di DKI Jakarta, sudah berakhir (endgame) dengan antiklimaks. Maksudnya, nama yang digadang-gadang oleh media, malah terpental.

Boleh disebutkan, drama tersebut menjadi hal yang tragis bagi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan. Apalagi, menurut hasil survei sejumlah lembaga, Anies mendapat peringkat teratas.

Ada semacam kekuatan tarik menarik antara pihak yang ingin mengusung Anies dan pihak yang ingin mengandaskannya. Akhirnya yang menang adalah pihak yang ingin menyingkirkannya.

Mulanya, angin berembus ke arah Anies, ketika Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Nasdem, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyatakan dukungannya. 

Tapi, ketiga partai ini kemudian menelantarkan Anies, dan memilih bergabung dengan KIM Plus, yang notabene adalah pesaingnya saat pilpres.

KIM Plus adalah Koalisi Indonesia Maju yang terdiri dari banyak partai, antara lain Partai Gerindra, Golkar, Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN). 

Pada Pilpres 14 Februari 2024, KIM berhasil mengantarkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih.

Tentu, KIM berupaya tetap kompak dalam menyongsong Pilkada Serentak, kalau perlu dengan menambah partai lain yang mau bergabung.

Tujuannya, agar di setiap daerah akan terpilih gubernur, bupati dan wali kota yang selaras dengan program yang dilaksanakan pemerintah pusat yang akan dipimpin Prabowo-Gibran.

Meskipun Anies ditinggalkan PKS, Nasdem dan PKB, bukan berarti peluangnya langsung hilang. Daya tariknya karena elektabilitas yang tinggi masih bersinar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun