Slamet dengan perjuangannya berhasil meyakinkan masyarakat di sekitar desanya, agar tidak menggunakan bahan kimia dalam bertani.
Selain itu, Slamet tergerak untuk meningkatkan perekonomian warga sekitar dengan memanfaatkan pekarangan rumah masing-masing, yang sebelumnya dibiarkan terbengkalai.
Tentu, Slamet harus mampu memberi contoh terlebih dahulu. Rumah Sayur Organik menjadi proyek percontohannya selama dua tahun.Â
Setelah terbukti berhasil, baru Slamet menularkan ilmunya, seiring dengan mulai tergugahnya masyarakat di sana untuk melakukan hal yang sama.
Maka, pelan tapi pasa terbangunlah Kampung Organik Brenjonk yang di sebelah timurnya juga menjadi desa ekowisata yang cantik.Â
Ketika berkunjung, para tamu akan menikmati hamparan bunga-bunga berwarna kuning yang indah dan eksotik berlatarkan pemandangan gunung Penanggungan yang gagah.
Perkumpulan Brenjonk punya 130 orang anggota di Dusun Penanggungan, Kecamatan Pacet dan di Prigen, Pasuruan.Â
Hasil panennya berupa sayur mayur, beras, dan buah-buahan telah mendapatkan sertifikasi pangan organik dari PT Bioset, Bogor, sehingga produk Brenjonk diterima oleh supermarket di Surabaya.
Hingga sekarang Brenjonk sudah punya 10 mitra kerja di ibu kota Jatim tersebut. Brenjonk secara rutin mengirim produk organik dua kali seminggu, yang tentu menambah pendapatan anggotanya.
Adapun untuk pengembangan desa wisata, Slamet dan anggotanya menerapkan empat prinsip berikut ini.
Pertama, setia dengan tani organik untuk menjaga kesehatan manusia (melalui peningkatan imunitas tubuh), dan sekaligus untuk menjaga kesehatan bumi.