Soalnya, produktivitas tim dari negeri jiran itu lebih baik dari Indonesia. Malaysia mencetak 17 gol dan kemasukan 1 gol selama babak penyisihan. Adapun Indonesia mencetak 14 gol dan kebobolan 2 gol.Â
Pertarungan dengan Malaysia sering membuat pemain Indonesia terbebani secara psikologis karena dianggap musuh bebuyutan.
Maka, faktor mental menjadi penentu. Para pemain belakang jangan bikin blunder yang bisa berakibat fatal.
Dua gol Timor Leste yang bersarang di gawang Indonesia membuktikan kalau sisi pertahanan Timnas U 19 masih bisa ditembus, terutama melalui serangan balik.
Memang, ada dua pemain belakang Indonesia yang justru tajam dalam menyambut sepak pojok, sehingga keduanya, yakni Kadek Arel dan Iqbal Gwijangge, telah mencatatkan namanya dalam jajaran pencetak gol terbanyak.
Tapi, keduanya harus cepat kembali ke posnya masing-masing bila bola terlepas dari penguasaan teman-temannya.Â
Semoga tuah Indra Sjafri kembali muncul dalam pertandingan semifinal, dan tuah itu diharapkan berlanjut hingga laga final dan merebut trofi.
Pelatih bertangan dingin itu telah beberapa kali memperlihatkan tuahnya, yakni mempersembahkan trofi juara AFF U-19 pada tahun 2013 , juara AFF U-23 di tahun 2019 dan merebut medali emas SEA Games 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H