Hal itu didukung oleh hasil survei Tim Litbang Kompas, yang menempatkan Anies sebagai bakal calon (balon) yang tertinggi elektabilitasnya dan Ahok di peringkat kedua.
Beberapa nama lain yang digadang-gadang akan menjadi balongub Jakarta, peringkat elektabilitasnya masih jauh di belakang kedua sosok di atas.
Sejauh ini, Anies didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Tapi siapa sosok yang akan dijadikan cawagub Anies bisa menjadi persoalan antara PKB dan PKS.
PKS telah menyatakan keinginannya menduetkan Anies dengan kader internalnya Sohibul Iman. Tapi, kemungkinan Sohibul tidak diterima oleh PKB.
Sedangkan Ahok adalah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang akan maju di Pilgub DKI jika resmi diusung PDIP bersama partai lain yang mau berkolaborasi.
Perlu diketahui, dari komposisi anggota DPRD DKI Jakarta, tak satu partai pun yang bisa mengusung sendiri calonnya, perlu kerjasama dengan partai lain.
Masalahnya, partai lain yang pada Pilpres lalu bergabung dalam KIM (Koalisi Indonesia Maju) diduga tidak mendukung Anies dan juga tidak mendukung Ahok.
Kalau KIM punya calon lain, maka mungkin saja ada 3 pasangan calon (paslon) yang akan bertarung di Jakarta.Â
Mari kita tunggu perkembangan selanjutnya. Yang penting, kalaupun Anies tarung ulang dengan Ahok, kita berharap tidak terjadi lagi saling hujat beraroma politik identitas.
Mari setiap parpol dan setiap paslon bermain cantik dengan mengedepankan menjaga keutuhan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H