Publik, atau paling tidak para nasabah lainnya, pasti bertanya-tanya, apakah ada sesuatu yang membuat Muhammadiyah merasa tidak dilayani dengan baik?
Bukan tidak mungkin, nasabah lain yang juga menyimpan dana di BSI cabang mana pun, akan ikut-ikutan memindahkan dananya ke bank syariah lain.
Mungkin memang ada kekecewaan yang dirasakan pengurus Muhammadiyah, yang tidak disebutkan ke media massa.
Bagaimanapun, manajemen BSI perlu mendalami dan mengevaluasi agar pemilik dana lain tidak ikut-ikutan. Bahkan, kalau perlu kembali "merayu" Muhammadiyah agar bersedia "rujuk".
Risiko Konsentrasi menjadi alasan resmi pihak Muhammadiyah terkait tindakannya memindahkan dana dari BSI. Maksudnya, jika dana terpusat di satu bank saja, akan muncul risiko.Â
Jadi, Muhammadiyah ingin melihat persaingan yang lebih sehat antar sesama bank syariah, di mana tidak ada satu bank yang terlalu dominan.
Intinya, terlepas dari kasus hubungan kemitraan Muhammadiyah-BSI yang lagi menurun, bank manapun perlu mengevaluasi pendekatan yang dilakukannya demi mencari dan mempertahankan nasabah utamanya.
Idealnya, apapun kebutuhan nasabah perlu dipenuhi dengan baik oleh bank. Bahkan, kalau perlu bank melakukan jemput bola dengan membuka kantor cabang di gedung tempat nasabah intinya berkantor.
Selain itu, dalam era teknologi informasi canggih sekarang ini, perlu ada aplikasi khusus cash management system yang bisa digunakan secara real time online oleh nasabah inti untuk bertransaksi, tanpa perlu ke kantor bank.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H