Bahkan, kalapun tertangkap dan masuk penjara, terkadang malah menjadi kesempatan untuk menimba "ilmu kriminal" dari para pelaku kriminal yang juga dipenjarakan.
Kalau nanti ada titik balik kehidupan yang menimbulkan kesadaran pentingnya menerapkan ajaran agama, barulah si pelaku kembali ke jalan yang benar.
Kedua, bagi yang takut mengambil hak orang lain, boleh jadi akan berhiba-hiba, memelas meminta-minta ke teman-temannya, agar mendapatkan uang.
Mungkin pula mereka akan mengirim pesan untuk meminjam uang ke beberapa orang saudara, famili dan kerabatnya.Â
Alasannya tentu bukan butuh uang untuk berbelanja, namun disamarkan misalnya dengan menuliskan butuh uang untuk berobat atau yang sejenis itu.
Ketiga, dengan begitu gampangnya sekarang mendapatkan pinjaman online (pinjol), maka banyak pula yang memuaskan nafsu belanja dengan cara gali lubang tutup lubang.
Maksudnya, mereka berbelanja dengan sistem bayar kemudian. Ketika ditagih, dibayar dengan cara berutang lagi melalui aplikasi pinjol yang lain.
Pinjol dan paylater membuat kehidupan menjadi mudah, tapi cara gali lubang tutup lubang ini akan ada batasnya, yakni ketika utang yang dulu kecil-kecil itu sudah menggunung.
Akibatnya, mereka yang terjerumus lilitan utang, bisa mengalami depresi. Yang lemah imannya dan mau mencuri takut tertangkap, ada yang sampai bunuh diri.
Lalu bagaimana sebaiknya, jika kita atau salah seorang saudara kita yang terlanjur bergaya hidup konsumtif, namun lagi galau karena bokek (tak punya uang).
Pertama, tak ada jalan lain, selain mengubah gaya hidup ke arah yang lebih sederhana. Tentu, perubahan tak bisa dilakukan secara drastis, tapi bisa dilakukan sedikit demi sedikit.