Berita tentang Aldelia kemudian mendapat perhatian ramai karena akhirnya Aldelia Rahma meninggal dunia pada Selasa (21/5/2024).
Sewaktu dirawat di RSUP M Djamil, Aldelia juga diketahui mengalami gizi buruk. Sejak kecil Aldelia tak pernah bertemu ayahnya karena oran tuanya berpisah.
Sedangkan ibunya pergi merantau. Makanya Aldelia di kampung diasuh oleh neneknya. Dapat dibayangkan, Aldelia kurang mendapat sentuhan kasih sayang ayah dan ibunya.
Atas kasus yang menimpa Aldelia, pihak keluarga telah melaporkan kepada pihak kepolisian. Tentu, maksudnya untuk menuntut keadilan, agar pihak yang bersalah mendapat hukuman.
Terlepas dari apa bentuk hukuman yang akan dijatuhkan kepada pelaku yang membuat Aldelia terbakar, kasus ini membuktikan bahwa kenakalan anak, adakalanya sudah sangat keterlaluan.
Bisa jadi nantinya karena si pelaku masih anak-anak, hukumannya lebih bersifat pembinaan. Nah, kalau ini terjadi, mungkin akan jadi polemik.
Akan ada pihak yang menginginkan pelaku tindakan kejahatan yang masih anak-anak perlu hukuman yang akan memberikan efek jera.
Tapi, akan ada pula pihak yang menilai perlunya memahami bahwa seorang anak belum mampu berpikir seperti orang dewasa. Jadi, kasus seperti itu sebaiknya dimaklumi dan dimaafkan.
Efektivitas hukuman terhadap anak memang menyisakan pertanyaan, apakah si anak akan betul-betul bertobat dan tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.
Padahal, perasaan kehilangan dan sakit hati bagi keluarga anak yang jadi korban kekerasan, jelas perlu pula ditimbang rasa keadilannya.
Tidak gampang memaafkan begitu saja atas kenakalan yang sangat fatal dari seorang anak yang berujung dengan meninggal dunianya anak yang lain.