Mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita, yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa.
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita, coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang.
Kedua, pada "Lagu Untuk Kita Renungkan", coba kita baca penggalan lirik berikut ini.
Anugerah dan bencana adalah kehendak Nya, kita mesti tabah menjalani.
Hanya cambuk kecil agar kita sadar, adalah Dia di atas segalanya.
Anak menjerit-jerit, asap panas membakar, lahar dan badai menyapu bersih.
Ini bukan hukuman, hanya satu isyarat, bahwa kita mesti banyak berbenah.
Ketiga, pada lagu "Masih Ada Waktu" mengajak kita untuk tidak meratapi bencana, tapi mengambil hikmahnya bagi perjalanan kita ke depan. Inilah sebagian liriknya.
Kita pasti ingat tragedi yang memilukan, kenapa mesti mereka yang terpilih menghadap.
Tentu ada hikmah yang harus kita petik, atas nama jiwa mari heningkan cipta.
Kita mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu, entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat menghitung.