Memang, secara hirarki kedinasan, kewenangan untuk mengambil keputusan berada di tangan atasan. Staf atau bawahan berfungsi untuk membantu atasan.
Maka, staf yang baik adalah yang mampu menganalisis suatu masalah dan mampu memberikan saran atau pendapat untuk memecahkan masalah itu.
Tentu, setelah si staf menyampaikan pendapat dalam beberapa alternatif, akan menyerahkan kepada atasan untuk memutuskan alternatif mana yang dipilih.Â
Namun, dalam setiap alternatif, si staf seharusnya telah memaparkan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bahkan, ada baiknya staf juga berani mengusulkan alternatif yang dipilih.
Meskipun begitu, jika keputusan atasan berbeda dengan usulannya, si staf tidak perlu kecewa. Justru, si staf tetap harus loyal dengan melaksanakan keputusan atasan tersebut.
Jelaslah, jika ingin berkarier dengan lancar, tak bisa lain, kemampuan memetakan masalah, menganalisis, dan mencari solusi, mutlak harus dikembangkan.
Tidak hanya itu, kemampuan menyampaikan pendapat, baik berbicara dalam forum rapat maupun secara tertulis dalam bentuk surat dinas, juga sangat diperlukan.
Masalahnya, kultur di Indonesia mungkin masih terbiasa dengan budaya ewuh pakewuh atau banyak unsur basa basi.
Jadi, yang berpendapat dalam forum pertemuan biasanya didominasi oleh para pejabat. Akibatnya, staf junior sungkan menyampaikan pendapat.Â
Manajemen perusahaan yang baik akan menerapkan pola atau gaya komunikasi yang kondusif bagi semua karyawannya, termasuk yang di level bawah sekalipun, untuk berpendapat.
Bahkan, sebaiknya dibuat forum khusus yang bersifat rutin, misalnya seminggu sekali, di mana atasan menyediakan waktu untuk mendengar pendapat, termasuk keluhan, dari para karyawan.