Tidak seperti Timnas Indonesia U23 yang berhasil masuk semi final Piala AFC U23, tim Harimau Malaya (julukan bagi Timnas Malaysia) gagal melaju ke babak 8 besar.
Seperti diketahui, Garuda Muda (julukan bagi Timnas Indonesia U-23) akhirnya finish di peringkat ke 4, setelah kalah dari Irak 1-2 dalam laga pamungkas, Kamis (2/5/2024).
Tiket Olimpiade 2024 masih berpeluang direbut Garuda Muda, bila sukses menundukkan Guinea pada laga play-off yang berlangsung pada hari Kamis (9/5/024) di Prancis.
Tentu saja kita semua akan berdoa agar Garuda Muda menuai kemenangan, sehingga Juli mendatang akan tampil di ajang yang sangat bergengsi yang sudah 68 tahun tidak lolos.
Ya, Indonesia pernah tampil dalam cabang olahraga sepakbola di Olimpiade Melbourne, Australia, pada tahun 1956. Setelah itu belum pernah terulang lagi.
Namun, sekadar berandai-andai saja, jika Garuda Muda kalah pada laga di atas, bagiamana kira-kira sikap kita yang sangat mencintai timnas Indonesia.
Kita boleh sedih dan kecewa, tapi para pemain tidak selayaknya dihujat. Komentar di media sosial perlu ditata dengan kalimat yang bernada positif.
Kalaupun perlu melontarkan kritik, kritiklah secara sehat dengan niat yang baik. Jangan yang bersifat menghina, jangan menuliskan sumpah serapah.
Toh, kita perlu jujur, prestasi yang mereka cetak sebagai semifinalis Piala AFC U23 sudah menjadi tonggak sejarah baru sepak bola Indonesia, harus diapresiasi.
Para pendukung Garuda Muda tidak perlu emosi, apalagi hingga mencederai fisik pemain seperti yang dialami beberapa pemain Timnas Malaysia.
Tim Malaysia, seperti telah disinggung di awal tulisan ini, memang tidak mampu berbicara apa-apa di Piala AFC U23. Mereka 3 kali bertanding dan semuanya menderita kekalahan.
Bahwa pencinta sepak bola di negara jiran tersebut sangat kecewa, tentu bisa dimaklumi. Para pemain mereka pun mungkin telah siap mental menerima hujatan.
Namun, penyerangan secara fisik terhadap salah seorang pemain Malaysia bernama Faisal Halim, jelas tindakan yang tak bisa diterima dengan alasan apapun.
Faisal disiram air keras oleh orang tak dikenal saat berada di sebuah mal di Kota Damansara, Distrik Petaling, Selangor, Malaysia, pada Minggu (5/5/2024).
Pemain timnas senior Malaysia berusia 26 tahun itu sekarang dirawat di sebuah rumah sakit. Kebetulan, prestasi Timnas Malaysia Senior pun lagi jeblok dalam babak kualifikasi Piala Dunia.
Ada 2 pemain timnas Malaysia lainnya yang mendapat musibah. Pada Jumat (3/5/2024), Akhyar Rashid dipukul dengan besi di bagian kepala dan kakinya, barang berharganya dirampok oleh pelaku.
Terakhir, pada Selasa (7/5/2024), Safiq Rahim yang diserang di Johor Baru. Kaca mobilnya dipecahkan menggunakan palu oleh dua pria yang mengendarai motor, seperti ditulis iNews Medan (8/5/2024).
Sejauh ini belum jelas apa motif tindakan kekerasan atas 3 pemain Malaysia di atas, dan apakah kasusnya saling berkaitan atau tidak, juga belum terungkap.
Tapi, satu hal yang perlu ditegaskan kepada suporter fanatik Garuda Muda, jangan pernah sekalipun melakukan kekerasan terhadap pemain yang telah berjuang demi Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H