Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Jangan Ajarkan Anak Jadi "Pengemis" di Hari Lebaran

10 April 2024   16:49 Diperbarui: 10 April 2024   16:56 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nak, sini nak, itu ada Om datang. Ayo salaman sama Om, nanti kamu dikasih uang." Begitulah ucapan seorang ibu kepada anaknya di hari lebaran.

Apakah ada yang salah dengan ucapan si ibu itu? Kita boleh berbeda pendapat, tapi menurut saya ucapan si ibu itu cenderung tendensius.

Pertama, si ibu seperti mengajarkan anaknya menjadi "pengemis" di hari lebaran. Kalau istilah pengemis dianggap kasar, paling tidak si ibu mengajarkan agar anaknya jadi anak yang mata duitan.

Patut diduga, si anak telah diperalat ibunya. Bisa jadi si ibu lah yang mata duitan, mungkin karena sudah karakternya, atau kepepet karena lagi tak punya uang.

Jangan ajarkan anak menjadi "pengemis" di hari lebaran. Meminta anak bersalaman dengan Om dan Tantenya, baik-baik saja. Tapi, tak perlu diembel-embeli agar dikasih THR.

Kedua, ucapan si ibu sekaligus seperti menekan si om yang datang, agar memberi anaknya salam tempel lebaran.

Lebaran tahun depan, bila si om lagi tidak punya uang, mungkin ia akan enggan berlebaran ke rumah si ibu itu tadi.

Padahal, tujuan bertemu di hari lebaran adalah menyambung tali silaturahmi. Adapun salam tempel bagi anak-anak hanyalah sekadar kembangannya saja.

Salam tempel lebaran memang sudah tradisi, namun jangan sampai memberatkan mereka yang tidak punya cukup uang.

Terkadang, soal salam tempel itu yang membuat orang enggan mudik lebaran bila tak punya duit, karena saat ketemu anak-anak tak bisa membagikan uang.

Hebatnya, anak-anak sangat pintar mendeteksi siapa om atau tantenya yang memberinya uang dan mana yang tidak. 

Namun, orang tua wajib mengingatkan anak agar tetap menghormati orang lain, terlepas dari soal dapat salam tempel atau tidak.

Orang tua pun perlu jujur kepada anaknya. Ucapan "biar ibu yang menyimpan uangmu, nanti kamu habis buat jajan saja," jangan menjadi dalih agar si ibu bisa memakainya untuk belanja dapur.

Kalaupun memang terpakai untuk belanja rumah tangga, sampaikan baik-baik pada si anak dan usahakan menggantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun