Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Cermat Berhitung Sebelum Belanja Lebaran Pakai Paylater

8 April 2024   13:13 Diperbarui: 8 April 2024   13:31 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dok. tirto.id/Quita

Berbelanja keperluan lebaran tidak lagi harus capek-capek mendatangi supermarket dengan antrean panjang di kasir atau ke pasar tradisional yang becek.

Sambil rebahan di rumah pun, kebutuhan lebaran bisa diantar ke rumah. Transaksinya dilakukan secara online, tentu sepanjang ada akses internet.

Masalahnya, ketika mau membayar secara online, sering muncul pesan yang sangat menggoda di layar gawai, yang menawarkan mekanisme pembayaran pakai paylater.

Dengan cara paylater, barang akan datang segera dan pembayaran baru akan ditagih kemudian sesuai waktu yang disepakati.

Tentu, akan ada konsekuensi bunga atas pinjaman untuk berbelanja di atas. Semakin panjang periode pinjaman, semakin besar bunga yang akan membebani.

Bahkan, bisa-bisa jumlah yang dibayar sama besarnya dengan harga barang yang dibeli, kalau pelunasan paylater selalu ditunda-tunda.

Sangat banyak platform yang bergerak di bidang perdagangan online dan juga aplikasi media sosial yang memberikan fasilitas sistem pembayaran paylater.

Hebatnya, aplikasi tersebut seolah sudah tahu karakter penggunanya, sehingga saat membuka aplikasi itu sudah tercantum berapa limit kredit seseorang.

Siapa yang tidak senang jika tiba-tiba disebutkan mendapat limit berbelanja secara paylater sebesar Rp 15 juta.

Mereka yang kurang waspada mungkin akan langsung menggunakan limit tersebut dengan membeli barang yang sudah lama diidamkannya.

Tak terpikir olehnya, ketika sudah waktunya jatuh tempo pembayaran, dari mana sumber dana untuk melunasi paylater.

Parahnya, ketika pikiran lagi pusing ditagih paylater, muncul lagi "dewa penolong" berupa tawaran untuk meminjam secara online, atau lebih dikenal sebagai pinjol.

Akhirnya, mereka yang seperti itu terjebak dalam sistem gali lobang tutup lobang. Tentu, pinjamannya makin bengkak dengan bunga yang juga bengkak.

Tak heran, ada orang yang tanpa sadar terjerumus dalam lobang yang digalinya semakin dalam yang akan "mengubur" dirinya sendiri.

Tak sedikit anak muda usia 20-an dan 30-an tahun yang belum punya pekerjaan tetap, tanpa disadarinya terjebak menggunakan beberapa aplikasi pinjol dan beberapa aplikasi paylater.

Kalau sudah begitu, betul-betul perlu dewa penolong yang sesungguhnya, yang bukan dengan sistem gali lobang tutup lobang.

Biasanya, dengan perjanjian akan memutuskan hubungan dengan pinjol dan paylater, ada saudara atau kerabat yang punya uang dan mau melunasi semua utang si anak muda yang terjebak itu.

Boleh-boleh saja belanja lebaran pakai paylater. Tapi, berhitunglah secara cermat terlebih dahulu. Pastikan kita punya sumber pembayaran pada waktu jatuh temponya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun