Tak terpikir olehnya, ketika sudah waktunya jatuh tempo pembayaran, dari mana sumber dana untuk melunasi paylater.
Parahnya, ketika pikiran lagi pusing ditagih paylater, muncul lagi "dewa penolong" berupa tawaran untuk meminjam secara online, atau lebih dikenal sebagai pinjol.
Akhirnya, mereka yang seperti itu terjebak dalam sistem gali lobang tutup lobang. Tentu, pinjamannya makin bengkak dengan bunga yang juga bengkak.
Tak heran, ada orang yang tanpa sadar terjerumus dalam lobang yang digalinya semakin dalam yang akan "mengubur" dirinya sendiri.
Tak sedikit anak muda usia 20-an dan 30-an tahun yang belum punya pekerjaan tetap, tanpa disadarinya terjebak menggunakan beberapa aplikasi pinjol dan beberapa aplikasi paylater.
Kalau sudah begitu, betul-betul perlu dewa penolong yang sesungguhnya, yang bukan dengan sistem gali lobang tutup lobang.
Biasanya, dengan perjanjian akan memutuskan hubungan dengan pinjol dan paylater, ada saudara atau kerabat yang punya uang dan mau melunasi semua utang si anak muda yang terjebak itu.
Boleh-boleh saja belanja lebaran pakai paylater. Tapi, berhitunglah secara cermat terlebih dahulu. Pastikan kita punya sumber pembayaran pada waktu jatuh temponya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H