Ada juga yang memesan kue kepada pembuat kue yang bergerilya datang ke kantor-kantor, tapi itupun jenis kuenya sama dengan yang dijual di toko kue dan supermarket.
Dari membahas kue, kita lanjutkan ke soal lauk untuk makan ketupat atau nasi. Tapi, di era jadul, di Sumbar belum lazim tersedia ketupat di saat lebaran.
Untuk lauk yang dihidangkan di meja makan, yang dulu "wajib" tersedia adalah rendang daging sapi. Kalau versi ibu saya, rendangnya dicampur dengan kacang merah.Â
Ada juga dendeng ragi (pakai kelapa parut) dan itiak lado ijau (bebek cabe hijau) yang rutin dimasak ibu saya setiap mau lebaran.
Karena dulu belum ada kulkas, atau mungkin ada orang yang punya tapi orang tua saya belum punya, setiap pagi dan malam ibu saya memanaskan makanan.
Sekarang, lebaran di Sumbar sudah meniru gaya lebaran orang Jakarta, yakni membuat ketupat opor ayam. Tapi, rendangnya tetap ada. Rendang enak juga dimakan dengan ketupat.
Untuk gulai ayam dan rendang, di Sumbar saat ini masih cukup banyak ibu-ibu yang memasak sendiri. Artinya, ibu-ibu masih tetap sibuk memasak, meskipun tidak lagi membuat kue.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H